Lulusan SMK (Sekolah
Menengah Kejuruan) banyak yang menganggur, menurut data BPS (Badan Pusat
Statistik) angka pengangguran lulusan SMK di Indonesia sampai Agustus 2016
mencapai 7.03%. Sangat ironis, mengingat lulusan SMK yang diarahkan supaya
bisa langsung bekerja setelah lulus, malah lebih banyak yang menganggur.
Melihat kondisi ini, pemerintah tidak tinggal diam, Kementerian Perindustrian melaksanakan kebijakan pembangunan tenaga kerja industri melalui vokasi industri. Keputusan ini sesuai amanat UU No.3 Tahun 2014 tentang perindustrian dan PP No.41 Tahun 2015 tentang pembangunan SDM Industri.
Sambutan Presiden Jokowi |
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto meninjau booth SMK di Astra Otoparts |
Program Vokasi diluncurkan oleh Kementerian Perindustrian di Astra Otoparts Cikarang Jawa Barat yang diresmikan langsung oleh Presiden RI Joko Widodo, didampingi Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, serta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.
Tujuan program ini
sebagai solusi agar lulusan SMK dapat memenuhi standar tenaga kerja yang
diperlukan oleh industri sesuai bidangnya. Baik secara keahlian, sikap dan
keterampilan berkomunikasi. Oleh karena itu, pemerintah mempersiapkan infrastruktur
dan sumber daya manusia yang lebih baik untuk menunjang tujuan program ini.
Kendala yang dihadapi
selama ini pada lulusan SMK adalah kurangnya keahlian yang dimiliki. Hal ini
disebabkan beberapa faktor, dari kurikulum yang cenderung sama dengan sekolah
menengah umum dan tidak beradaptasi dengan perkembangan keilmuan yang dinamis.
Sekolah Menengah
Kejuruan saat ini juga masih kurang memadai untuk fasilitas praktek dan
terbatasnya tempat magang. Selain itu, kualifikasi guru belum cukup memadai
untuk kedalaman ilmunya.
Sedangkan era
perdagangan bebas sudah berjalan, peralatan industri kian canggih, kedatangan
pekerja dari luar negeri kian banyak sedangkan tuan rumah tertinggal jauh untuk
mengejar persaingan dalam segala bidang.
Dalam sambutan Presiden
Joko Widodo di peluncuran Program Vokasi ini, mengatakan bahwa untuk menjadi
negara yang kemampuan sumber daya manusianya berdaya saing, harus bisa cepat
mengejar ketinggalan-ketinggalan tersebut.
“Anak-anak Indonesia
tidak kalah dengan anak-anak dari luar negeri, pasti mampu bersaing dan menjadi
tenaga andal, untuk mewujudkan optimisme ini, pemerintah memfasilitasi generasi
muda melalui pendidikan vokasi agar kemampuannya lebih diakui dan memenuhi
standar. Ini pasti bisa, anak-anak Indonesia hebat kok.” Kata Presiden.
Penandatanganan kerja sama SMK dan Industri |
Program vokasi ini sudah dilaksanakan di Jawa Timur dan Jawa Tengah, sekarang di Jawa Barat dan menyusul untuk provinsi-provinsi lainnya.
Vokasi
Industri adalah penyesuaian antara calon tenaga kerja dan
kebutuhan perusahaan terhadap tenaga kerja. Link
and match ini dilakukan dengan jalan bekerja sama antara SMK dan industri.
SMK diberikan kurikulum yang sesuai dengan jurusan-jurusan yang lebih spesifik.
Pemerintah memberikan
fasilitas baik secara infrastruktur maupun sumber daya manusia. Begitu pula
dengan perusahaan, memberikan bantuan fasilitas untuk praktek maupun magang
hingga perekrutan lulusan secara langsung.
Jadi untuk semua
jurusan terarah dan sesuai dengan yang dibutuhkan, misalnya untuk industri,
banyak mesin yang dioperasikan secara digital dan otomatis maka para siswa
mendapatkan materi yang disesuaikan. Begitu juga dengan keahlian-keahlian
lainnya sama disesuaikan dan diperdalam.
Vokasi industri mencakup
politeknik juga selain SMK dan bagi para pekerja industri pun masih diberikan
pendidikan dan latihan yang lebih intensif dari para praktisi atau ahli non
akademis, agar ada upgrade kemampuan.
Diklat
3 in 1 adalah pelatihan industri berbasis kompetensi dengan sistem pelatihan – sertifikasi –
penempatan kerja.
Menurut Pak Airlangga
Hartarto, Menteri Perindustrian RI, bahwa Kemenperin juga memfasilitasi para
guru SMK untuk dilatih dan melakukan magang di industri untuk lebih mengasah
keahliannya. Sejumlah laboratorium pun dibangun di beberapa SMK sebagai
penunjang praktikum.
Untuk Jawa Barat,
Kemenperin menggandeng 140 industri dan 409 SMK dengan 807 penandatanganan
kerja sama. Sedangkan yang telah berjalan di Jawa Timur dan Jawa Tengah
memenuhi 167 industri dan 626 SMK.
Tahun 2019, Kemenperin
menargetkan program pendidikan vokasi industri ini
diikuti sebanyak 1.775 SMK dan 355 industri dengan jumlah lulusan
tersertifikasi yang dihasilkan mencapai 845.000 orang.
“Investasi tak hanya
dalam fasilitas dan sarana namun SDM juga harus ditekankan mengingat sarana
tanpa SDM tidak akan berjalan mencapai sesuatu yang diharapkan, oleh karena itu
kemenperin melakukan sinergi juga dengan beberapa kementerian lain terkait hal
ini.” Tambah Pak Airlangga.
Mengedepankan
Keahlian dan Pengalaman
Mengetahui dan
menghadiri acara peluncuran program vokasi ini, saya pribadi meletup-letup
gembira, sudah lama saya mempertanyakan soal lulusan SMK yang selama ini kurang
gaungnya dalam dunia kerja.
Ironisnya, lulusan SMK
yang diarahkan bisa langsung kerja setelah lulus malah banyak yang nganggur dan
tidak memperoleh kesempatan yang baik. Penyebabnya sudah saya jabarkan di
paragraf awal.
Kabar gembira ini,
berlaku bagi siapa saja khususnya bagi pelajar SMK yang tak berniat meneruskan
kuliah karena kendala biaya atau bagi pekerja yang ingin upgrade ilmunya.
Karena pendidikan vokasi ini benar-benar diarahkan untuk memperoleh skill yang sesuai dengan kebutuhan
industri dan difasilitasi dengan baik.
Sebagai pendukung
pendidikan, saya sangat menyambut program ini karena isinya sarat pengayaan
terhadap generasi muda dan upaya mengejar keterlambatan dalam kualitas daya
saing ini merupakan langkah yang realistis.
Sebagai penguat dari
program ini, saya juga sangat antusias dengan program sertifikasi berbasis
kompetensi yang benar-benar melalui pengujian dan tahapan proses yang
berkelanjutan dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang mampu berdaya saing.
Program yg bermanfaat banget ya teh.
ReplyDeleteKemenperin salah satu kementerian yang kerap mengeluarkan inovasi
ReplyDeletesalut sama berbagai programnya
Mantep neh programnya teh. Supaya nantinya menghasilnya generasi-generasi yang lebih berkualitas. jadi ingat dengan sekolahku di SMK.
ReplyDeleteMantap nih dukungan pemerintah terutama dari kemenperin. Semoga kementrian yg lainnya juga menyusul.
ReplyDeleteKebetulan ponakan baru lulus SMK. Selama tiga tahun menjadi walinya dan wira-wiri ke sekolahnya, sampai hafal omongan kepsek bahwa murid2 di SMK itu diarahkan untuk kerja di perusahaan, usaha mandiri, dan kuliah lagi. Ponakanku sekarang kerja di Mizan sambil kuliah di ITB :)
ReplyDelete