|
Bukan hoax, saya pernah ke Wonosobo hehehe. |
Ada rencana ingin pergi ke
Pegunungan Dieng Wonosobo. Itu dulu, semasa kuliah dan hanya wacana hore-hore
tanpa eksekusi. Pasti kendalanya niat yang kurang, biaya dan waktu. Ini
alasan kuatnya. Tapi betapa senangnya saya bisa menginjakkan kaki di Dieng Wonosobo
walau terlaksana belasan tahun kemudian. Yap! Tahun 1998 rencana, tercapai di
tahun 2015. Not too bad! Stamina saya
masih kuat.
Mengapa tiba-tiba saya bisa ke
Wonosobo? Tentu saja karena ada pekerjaan di sana, di sela pekerjaan saya
menyempatkan diri melihat sudut-sudut Kota Wonosobo sambil menikmati suasana
dan kuliner khas nya. Kali ini, saya tak akan memaparkan sejarah berdirinya
Wonosobo dan lain-lainnya. Yang saya mau bagi adalah kesenangan selama di sana.
Di sana saya ditemani Nessa
Kartika, partner kerja di LSM yang menugaskan saya sekaligus teman Blogger
juga. Gak nyangka saya bakalan ketemu Nessa di pekerjaan yang tak ada
hubungannya dengan dunia blogging. Setelah acara meeting dan membereskan pekerjaan, saya diajak ke Dieng dengan menggunakan
sepeda motor. Alasannya biar cepat, sebab hari sudah sore dan mau hujan. Kalau
pergi besoknya, gak akan sempat. Pasti gak keburu karena harus kerja lagi.
Jadilah kami berdua ke Dieng.
Di sepanjang Kota Wonosobo, saya tak
menyia-nyiakan untuk berfoto di setiap sudut menarik. Termasuk Pasar
Tradisional Wonosobo yang rapi dan Taman kota yang tertata dan rapi dan bersih. Di setiap lampu merah selalu
ada voice text otomatis jika lampu
merah menyala. Isi pesannya anjuran keselamatan berkendara dan menyeberang
jalan yang baik. Unik sekali.
|
How wonderful you are Nessa! |
|
Pasar Induk Wonosobo |
|
Berhenti dulu di sebuah sungai sambil melihat monyet-monyet bergelantungan |
|
Di sini saya ingin berlama-lama |
|
Kaki Pegunungan Dieng semakin menebal kabutnya |
Kabut semakin tebal, kami sudah
menuju jalan menanjak dan berkelok. Menurut Nessa, tak jarang terjadi kecelakaan
di sana jika kurang mahir berkendara. Jalannya mirip di kawasan puncak tapi ini
lebih curam. Jalan sempit sementara di kanan dan kiri adalah jurang
tinggi. Saya sempat sport jantung apa
lagi gerimis mulai turun.
Dengan jalanan licin Nessa mahir menjalankan
motor di jalanan curam. Saya Cuma berdoa dalam hati karena mau pulang lagi pun tak mungkin, sudah jauh dari Kota Wonosobo. Semua kecemasan hilang saat
berhenti di sebuah rest area Pegunungan
Dieng. Banyak sekali yang istirahat sambil makan jagung bakar dan
foto-foto. Kabut tebal sekali, rumah-rumah di bawah pegunungan seperti
titik-titik yang diselimuti kabut. Brrrr.... dingin sekali. Di sana ada kampung yang isinya enam puluh persen adalah masjid atau mushala. Makanya
disebut Kampung seribu masjid.
|
Di Gerbang Objek Wisata Tuk Bimo Lukar Dieng Plateau |
|
Sumber mata air Sungai Serayu berasal dari sini |
|
Objek Wisata yang asri |
|
Carica, buah yang hanya tumbuh di Pegunungan Dieng |
Tujuan utama kami adalah Komplek
Candi Arjuna tapi saya ingin mampir dulu ke Taman Mata Air Serayu. Sumber mata air Sungai Serayu yang dipercaya membawa kesuburan bagi Desa
di Wonosobo. Di sana banyak juga pohon Carica. Buah mirip pepaya berukuran
kecil yang menjadi ikon Wonosobo. Saya puas-puasin main basah-basahan di sana
biar segar dan cuci muka. Monyet-monyet di pinggir hutan bergelantungan di sela
gemericik air. It’s really a real nature!
|
Candi Arjuna dan Candi Srikandi |
|
Di pinggir Komplek Candi bisa menikmati kuliner khas Wonosobo |
|
Komplek Candi Arjuna di sore hari |
|
Ini dia, Bukit Teletubbies |
|
Menikmati kabut di kaki Dieng |
Perjalanan dilanjutkan, sampai di Komplek Candi Arjuna hari hampir gelap. Saya tidak mau melewatkan moment berharga untuk foto semua candi yang ada. Landscape yang luas di pinggiran komplek
candi disebut bukit teletubbies karena area nya mirip tempat teletubbies di
televisi. Saya hanya mengitari sampai Komplek Candi Arjuna saja sebab hari
mulai gelap dan tak bisa memotret objek dengan baik karena saya mengandalkan
kamera smartphone. Kami mengisi perut
dengan kentang goreng, dimakan panas di tengah dinginnya cuaca kaki Gunung
Dieng, nikmat sekali. Lalu mencoba minuman Purwaceng. Yang dianggap sebagai
minuman stamina di sana.
Kami pulang menyusuri lagi jalan
yang curam bersama Nessa, kagum saya dengan teman satu ini, dalam gelapnya
malam, gerimis pula mampu melewati curam dan gelapnya jalan. Bravo Nessa!
Menempuh satu jam perjalanan dari
Dieng ke Kota Wonosobo, membuat perut kami keroncongan. Pilihan pertama, kami
menuju warung nasi Mari-Mari sekaligus Toko Oleh-Oleh Khas Wonosobo. Di sana,
kami makan menu Opor Entog, Entog adalah sejenis bebek tetapi lehernya lebih
panjang. Rasanya? Hmmm....gurih banget, bumbu opornya sangat nendang, ditambah
nasi hangat plus sambal hijau. Minumnya saya memilih teh tawar hangat.
|
Opor Entog |
|
Lengkap dengan nasi hangat dan sambal hijau |
|
Carica in syrup |
|
Kemasan Carica yang pas buat oleh-oleh |
Di sana, saya sekalian membeli
oleh-oleh Carica manisan yang
terbuat dari buah Carica yang tumbuh subur di pegunungan Dieng. Buahnya mirip
pepaya, rasanya pun seperti pepaya. Bedanya ukuran lebih kecil dan bentuknya
ada garis-garis seperti belimbing di pinggir buahnya. Manisan Carica segar
rasanya dan banyak dibudidayakan sebagai makanan khas Wonosobo. Tak sedikit
wisatawan yang mencari manisan buah ini sebagai oleh-oleh. Termasuk saya.
Tak puas dengan menu Opor Entog,
kami menyusuri jalan di sekitar alun-alun Wonosobo, kami menghangatkan diri
dengan minum Wedang Ronde, minuman jahe, kacang tanah, jelly dan ronde warna
warni. Dan rasa penasaran saya dengan Mie Ongklok, makanan khas Wonosobo pun
terpuaskan. Saya lebih memilih Mie Ongklok kaki lima dan lesehan.
|
Mie Ongklok dan sate Ayam |
|
Wedang Ronde |
Mie Ongklok bahan-bahannya
sederhana tapi istimewa dan dimasak dengan cara istimewa menggunakan anyaman
bambu yang disebut Ongklok untuk membantu merebus mie basah sebagai bahan
utama. Mie basah, kubis, daun bawang, tahu goreng disiram kuah berbumbu kaldu.
Kuahnya kental karena memakai kanji. Lalu dibubuhi kecap manis. Enak disantap
panas-panas. Kami makan Mie Ongklok dengan Sate Ayam plus Tempe Kemul. Wih
pokoknya tak terdandingi kelezatannya.
|
Buah Carica menjadi ikon Wonosobo |
Setelah puas menjajaki kuliner
Wonosobo, saya kembali ke hotel untuk menampung energi pekerjaan besoknya.
Tidur dengan nyenyak dengan kesan Wonosobo yang luar biasa.
Asyiknya berlibur ke Wonosobo, kemarin juga digelar acara "jambore Desa" di sana, tapi Aku belum bisa ikut hehehehe
ReplyDeleteWah sayang sekali, lain kali ke sana aja asyik banget apa lagi kalo ada Festival Dieng
Deletecarica enak banget itu teh aku suka banget,tapi sayang disini jarang yang jual. Kalau pun ada mahal
ReplyDeleteIya rasanya unik walau mirip pepaya tapi tetep aja beda :)
DeleteBbbbrrrr....dingin banget Teh suasana Dieng. Jadi ingat, saya belum menulis tentang Dieng. Sikunirnya baguuus Teh.
ReplyDeleteSikunir itu apa Mba? :D
DeleteWaah rumah baru ya teh.
ReplyDeleteBtw beneran curi n libur kmrn sebenernya berencana mau ke sini juga nih. Pingin ke dieng...
Tp krn lg musim hujan. Kemungkinan dpt view keceh di dieng katanya gamling...akhirnya melipir ke baturraden dan sekitarnya.
Jadi penasaran...next time harus jadi nih bw anak2 ke sini.
Iya Mba Ophi sebaiknya jika ke sana jangan musim hujan, banyak momen terganggu nantinya termasuk jalanan licin dan curam.
DeleteBelum lagi dinginnya itu menusuk tulang. Harus bawa jaket tebel plus kupluk.
pernah makan manisan carica.. seger banget,mie ongklok yang belum pernah,jadi penasaran.
ReplyDeleteMie Ongklok bikin ngangeni lho.
Deletewah asiiik, itu bukit teletubies emang ada teletubies nya ya mba??
ReplyDeleteHahaha itu perumpamaan aja Mba, soalnya mirip di film Teletubbies kan? :))
DeleteSaya sudah ke Dieng dua kali dan masih ingin ke sana lagi dan lagi.Liburan minggu kemarin sebenarnya pengin ke Dieng lagi.Si ayah sudah ambil cuti seminggu dan tiba-tiba sakit.Gak jadi deh ke Dieng.Padahal Dieng ngangenin.Apalagi kentang rebusnya dimakan panas-panas.Btw Mbak Nessa top berani ke Dieng bawa motor ya mbak.Padahal kan jalannya ngeri.
ReplyDeleteKapan2 ke sana lagi aja Mba, cocok banget buat istirahat, adem :)
DeleteIya nih Nessa adrenalin nya tinggi banget.
Wonosobo dekat dengan desa kelahiranku mba, jadi kalau mudik sesekali mampir juga ke wonosobo.
ReplyDeleteBaru ngeh, ternyata teh Ani, sudah menghuni rumah baru ya, selamat ya
Oh Mba orang Wonosobo? Kirain Orang Bogor asli :D
DeleteWah lagi jalan2 tho. Apik pemandangannya dan juga kulinernya.
ReplyDeleteAti2 yo Mbak. Jaga kesehatan juga.
Salam hangat dari Jombang
Gak Pakde, ini jalan2nya Bulan Mei lalu, sempat posting sekarang hehehe
DeleteBulan November lalu saya gagal ke Dieng nih. Liat tempatnya bagus bgt, seperti liburan berikutnya hrs nyoba mampir dieng nih. Sampe ke pucak tertingginya gak teh? Dingin banget kan ya.
ReplyDeleteIya Mba di sana luar biasa deh, pemandangan, cuaca sm kulinernya
DeleteOpor entognya menggoda banget teh apalagi dimakan sama nasi panas yg ngebul.
ReplyDeleteIya, saya gak cukup satu lho makannya Mba hahaha
Deletewaah jelong2 wonosobo iy..
ReplyDeleteseruuu,
ahh..aku mupeng di bukit telelabisnya, pengen gugulitikan teteeh :v
kalo kulinernya tetep pengen nyeruput wedang ronde
Gogoleran sambil baranggayem nya Teh hahaha
DeleteKulineran matak bengkak badan di sana Teh euy :D
aku udah lama ke sini dan teringat belum satupun yang aku tulis di blog. wakakakakaka
ReplyDeleteDitunggu ceritanya :D
DeleteSetuju! Wonosobo itu istimewa. Tahun lalu aku main ke sana 3 hari. Naik ke Gunung Prau, liat bukit Teletubis dari deket, warbiasak banget Teh (*.*)
ReplyDeleteBener banget, luar biasa! Sampai ingin balik lagi ke sana :D
DeleteSaya pernah ajak anak istri ke Candi Dieng, anak-anak girang foto bareng wayang orangnya.
ReplyDeleteCaricanya terlalu manis menurut saya sih hehe
Ulasan yang runut dan menarik Mbak Ani
sukses :)
Iya Carica terlalu manis tapi kalau disajikan dingin lumayan :D
DeleteAha, asiknya yg yalan2 ke Wonosobo. Aku sampe skrg blm pernah mampir kesana teh, paling lewatin aja :)
ReplyDeleteDenger Wonosobo lsg inget Carica, soalnya sering banget dibawain oleh2 ini hihihi
Wah sering dibawain oleh2 sama siapa Mba? :D
DeleteSepupu saya teh :)
DeleteWonosobo seruuuu bangeet ya mbaaa....kulinernya okee tuh :)..aku jadi ngenceeees :)
ReplyDeleteIya Mba Indah, apa lagi Mie Ongklok susah nyari di Jakarta :D
DeleteSaya belum pernah ke Dieng. Jadi pengen ke sana :). Kebayang dinginnya
ReplyDeleteDingin banget pokoknya!
Deleteaku belum pernah ke dieng, dan sampe skrg ngebet pake banget, tapi blm ada waktu :(
ReplyDeleteDirencanakan jauh hari Mba :D
DeleteDieng itu duingin pisan...
ReplyDeletePernah beberapa kali ke wonosobo juga hehe
Dingin sekali dan asyik :D
DeleteHaduuhhh kangen Dieng dan isinyaaa. Eh, Teh ANi minum purwaceng? Awas jadi "kuat" lho. Hihihihih
ReplyDeleteHahaha Purwaceng mengandung antioksidan juga kok Nik, baik buat kesehatan tak hanya buat laki2 lho, rugi kalo gak nyoba hahaha
Deletewah asik bgt teh..
ReplyDeletepengen juga ke Dieng dan cobain Carica..ssemangatt:))
Semangat Mba, Insya Allah ke sana ya :)
DeleteSaya belum pernah ke sana. Pingin deh traveling ke sana. :D BTW, sudah follow blognya, ya? :)
ReplyDeleteTerima kasih, saya mau follow back blognya tapi gagal terus, nanti saya coba lagi.
DeleteDulu ke wonosobo cuma coba mie ongklok. Carica nya nggak ��
ReplyDeleteSelalu suka sama wonosobo ��
Pernh ke wonosobo buat rafting duhh jd kangen makan mie godok panas di tengah hawa dingin :)
ReplyDeleteJadi kangen dieng, udaranya adeem banget dan pemandangannya indah sangat
ReplyDeleteWah, pengen banget ke Dieng, kebetulan tetangga ada yang keluarganya di Dieng tuh. Dia udah nawarin sebuah penginapanyang keren dengan pemandian air hangatnya yang asyik. (katanya) Tapi nunggu si bontot pulang kali baru bisa bikin rencana hehe...
ReplyDeletePengin ke Dieng, tapi sampai sekarang belum terealisasi. Semoga ada yang ngajakin. ;)
ReplyDeleteResep Kuliner Semut.me
Deletewonosobo kota dingin. :D jd pengin ke dieng lg. tahun kemarin ke dieng bareng kluarga, tapi blum kelar2 tulisane. msih ngedraft. :3
ReplyDeleteBanyak tempat yang belum dikunjungi... Banyak makanan yang belum dicicipi. Ayo ke Wonosobo lagi... Hehe
ReplyDeleteKalau lihat foto di Dieng bawaanya pengen kesana, tapi terbentur masalah waktu :D apalagi Wonosobo dengan tempat tinggal ane juga lumayan kira kira bisa 3 - 4 jam perjalanan sepeda motor, harus dalam keadaan fisik yang prima deh kalau kesana. Hehehe
ReplyDeleteminggu lalu kami sekeluarga naik gunung prau di wonosobo teh sempat jalan2 juga ke tempat wisata dieng. pengen kesana lagi .. :)
ReplyDeleteResep Kuliner Semut.me
DeleteResep Kuliner Semut.me
ReplyDeletepengen ke wonosobo terutama ke dieng
ReplyDelete