|
Museum ini tak kelihatan seperti ada bangunan museum, sangat homy |
Museum tengah kebun?
Sebelum benar-benar hadir di sana saya sudah membayangkan bahwa museum ini
hanya bangunannya saja yang berada di tengah kebun. Ternyata bayangan saya
salah. Museum ini benar-benar tak nampak seperti museum yang kesan pada umumnya
angker, remang-remang dan berbau apek. Ini tidak. Lahan seluas 3500 meter kubik
ini, terdapat sebuah rumah yang dibangun menggunakan batu bata bekas gedung VOC
dan gedung meteorologi. Museum ini milik pribadi seorang pengusaha dan tokoh advertising
ternama, Sjahrial Djalil.
|
Beberapa koleksi, menghiasi taman depan museum |
|
Patung Ngaben, di dinding teras depan
|
|
Beberapa koleksi pun menghiasi taman di tengah ruangan |
|
Bagian tengah ruangan museum |
|
Teras belakang museum pun dipenuhi koleksi bersejarah
|
|
Cincin pelacur dari Shanghai, awal abad 19 |
|
Talam dan Mangkuk dari Dinasti Tang Cina, Abad 9 |
|
Alat kedokteran awal Abad 20 |
Di sana kami dipandu
oleh Mirza Djalil yang masih kerabat dengan pemilik museum. Dari gerbang depan,
tak terlihat ada bangunan museum sebab bangunan seperti rumah pada umumnya dan
memasuki pintu halaman, disambut dengan hijaunya pohon dan tanaman bunga di
kanan dan kiri jalan. Aroma sejuk tercium dan segar sekali. Di halaman depan
sudah terlihat koleksi-koleksi bernilai sejarah yang tak hanya jadi pajangan
tetapi dipakai contohnya Pot Bunga dari Jepang peninggalan dari abad 20 dipakai
sebagai tempat bunga di depan teras, Guci peninggalan dari Dinasti Qing di Abad 18 ditaruh di tengah kolam hias dan topeng-topeng peninggalan beberapa
kerajaan di Jawa dan Bali menghiasi dinding-dinding teras.
Begitu pula dengan
patung-patung mini serta hiasan berupa fosil kerang dan kayu berusia ratusan
juta tahun menghiasi sudut-sudut tempat yang strategis. Jadi, semua barang
sejarah di sana fungsional sebagai isi dari rumah tersebut. Total koleksi yang
ada berjumlah lebih kurang 4000 dengan penataan yang sesuai fungsi. Bahkan di
toilet pun ditaruh berbagai lukisan dan hiasan berharga. Semua koleksi
didatangkan dari 63 negara dan 26 propinsi.
Sjahrial Djalil punya
hobi koleksi berbagai benda bersejarah, lama-lama menjadi passion dan berniat
ingin melestarikan budaya Indonesia melalui museum dengan cara membeli kembali
semua barang-barang bersejarah milik bangsa yang ada di luar negeri. “Beliau setiap pulang bepergian dari luar
negeri selalu membawa barang-barang bersejarah yang dibelinya secara legal.
Kebanyakan peninggalan sejarah Indonesia yang berhasil dibawa orang asing dan
dipamerkan di sana. Semua dibiayai dengan kocek sendiri.” Ujar Mirza kepada
kami.
Ada 17 ruangan di sana,
sebagai tempat penyimpanan koleksi sesuai kelompok dan fungsi. Diantaranya di ruang
tamu dengan hiasan lampu peninggalan abad 20, Ruang Buddha, Ruang Dewi Sri,
Ruang Singa Garuda, Ruang Loro Blonyo dan lain-lain. Sangat menarik untuk
ruangan Dewi Sri, di sana banyak sekali koleksi alat makan yang antik dan
bercita rasa seni tinggi. Di sini saya membayangkan dimensi waktu yang seolah
berputar, merinding melihat bekas-bekas kejayaan di dalamnya.
|
Kolam renang di museum tengah kebun |
|
Dewi Isis |
|
Dewi Pemburu, Abad 19 |
|
David and Goliath
|
|
Narcissus |
|
Patung Ganesha |
|
Wayang Krucil |
Melangkah ke taman
belakang, wow! Di sana ada kolam renang yang luasnya memanjang di antara
rimbunan pohon dan bunga-bunga yang mekar. Di tengah taman ada Patung Ganesha
gagah walau ada sedikit retak di bagian belalainya, tapi inilah nilai sejarah.
Dalam gazebo-gazebo di tepi kolam ada banyak patung tokoh yang selama ini
didengar dari paparan Guru Sejarah di sekolah, misalnya Napoleon Bonaparte, Dewi
Isis, Serdadu Perancis dari abad 18 dan Narcissus dari Italia, patung ini
sebagai simbol dari kenarsisan manusia. Ho ho baru tahu. Dan ada patung Hermes,
salah satu merek tas terkenal sejagad itu.
|
Kursi malas dari Dinasti Qing dan Peti uang dari Perancis |
|
Salah satu gazebo di taman belakang |
|
Jika lelah berkeliling museum, biasanya istirahat dulu di gazebo sejuk ini |
Kembali lagi ke teras
dekat toilet, ada patung peninggalan Kerajaan Singasari dan di dinding
terpampang megah relief batu Cina dari Dinasti Ming abad 15. Uniknya,
lukisan seorang Bankir asal Jerman dipajang di Toilet.
|
Relief Batu dari Abad 15 Dinasti Ming |
|
Patung Ganesha peninggalan Kerajaan Singhasari Abad 13 |
|
Pon Metternich pm Habsburg, Austria. Abad 19 |
|
Salah satu sudut ruangan Dewi Sri, dipenuhi alat masak bersejarah |
|
Meja makan di ruangan Dewi Sri |
Beberapa jam berada di
sana membuat saya berkelana menyusuri abad-abad kebesaran masing-masing zaman.
Baik Kerajaan Indonesia, Eropa, Cina maupun Jepang. Seolah berada dalam dimensi
waktu yang berbeda-beda dan saya seolah menyinggahi masing-masing zaman
tersebut. Peradaban manusia yang kian dinamin dan berkembang dapat saya lihat
di Museum tengah kebun yang terletak di Jl.Kemang No.66 Jakarta Selatan.
|
Bersama teman Blogger dan Sekar. Terima kasih Bluebird Group atas kesempatannya kami ke museum ini |
|
Jalan menuju bangunan museum
|
Masuk ke Museum ini
gratis padahal tak mendapatkan subsidi dari pemerintah dan pemilik museum masih
konsisten membiayai operasional museum dengan biaya pribadi. Sungguh salut dan
menjadi pemacu semangat generasi muda untuk memberikan sumbangsih pada bangsa
tanpa pamrih. Maka layaklah ketika museum ini dinobatkan sebagai Museum Swasta
Terbaik di Penghargaan Museum Awards pada Tahun 2013.
Luar biasa ya teh.
ReplyDeleteAku seneng kalo ada museum yang mempersilakan pengunjung utk foto2 dan mengabadikan dalam wujud gambar.
Soalnya, kapan hari aku ke Solo itu, mampir ke museum kain, dan DILARANG foto2 arrrghhh *sutris*
Iya Mba di sini bisa foto2 untuk area yg bisa foto aja :D
DeleteJadi, ada sebagian area yang gak bisa difoto juga :)
Ayo kita ke Museum !!! hehehe
ReplyDeleteYookk :D
DeleteWah.. Keren museumnya. Ternyata di kemang ada museum juga. Walaupun milik pribadi. Senengnya bisa foto-foto koleksi di sana. Biasanya kan dilarang. Terima kasih sudah berbagi teh Ani. :)
ReplyDeleteIya Mba, di sini pemiliknya baik hati bolehin foto2 :)
DeleteTapi ada bagian yang tak boleh difoto juga sih. Area privacy misalnya.
penasaran jadinya.. kukira lokasinya di Jawa sana taunya di Jakarta.. ikut salut sama pemiliknya :-)
ReplyDeleteIya di daerah Kemang Mba Lia :)
DeleteWaah tempo hari saya mau ke sana pas bgt lagi direnovasi.
ReplyDeleteTunggu selesai renovasi aja Mba biar asyik :D
DeleteBaru tau ada museum yg boleh foto2 koleksinya, kudu kunjungin nih museum
ReplyDeleteIya ayo ke sana ajak teman2 biar rame :D
DeleteWow kalau untuk kebun-kebunyya saya sukaaa bangett, tapi kalo sama patung2 terus terang saya takut, terutama kalau malam hari
ReplyDeleteHahaha ke sananya jangan malam2 dong Mba :)
DeleteKlo masuk museum itu seruu.. tp tak pernh terlepas dr kesan mistisnya
ReplyDeleteDi sini juga agak2 gimana gitu tapi itu cuma perasaan sendiri aja :D
DeleteWah boleh foto-foto di dalamnya ya. Koleksinya bagus-bagus.
ReplyDeleteIya boleh banget Mba Anne :D
DeleteMenginspirasi banget hobinya. Nanti kalau udah kaya bikin museum blogger juga ya Mbak, kudoain. hehehe. :)
ReplyDeleteBetul banget Aprie.
Deletehahahaha bisa aja nih :D
Sya ampun nih dari 2009 kak blognya?? Kemana aja akuh, baru kunjungan sekarang. Foto2nya bagus kak :)
ReplyDeleteIya cuma blognya lama dianggurin hehehe
DeleteYups, membaca tulisan ini, serasa dilempar kembali pada masa lalu. Postingan ini memacu kita untuk kembali memelihara peninggalan masa lalu, dileatarikan, dan dishare ya teh.
ReplyDeleteBegini niy, mestinya, museum itu open., hehe jadi bisa diakses siapapun untuk belajar.
Dicatet, semioga satu saat bisa ke museum ini.
Saya salut banget sama pemilik museum ini, dedikasinya keren :)
Deletewah muesum kayak gini sih bikin betah
ReplyDeleteIya Mba, adem :)
Deleteini milik pribadi?
ReplyDeletepertanyaan yang bikin saya penasaran,berapa dana yang dikumpulkan beliau untuk koleksi semua?
pasti "m-m"an :)
eh kalo libur pengen ke sana ah, kebetulan dari kantor deket ke kemang...
Kalo ke sana musti rombongan Mas :)
DeleteWah ini pas bulan puasa kita kesana, ngabuburit yang kece nih...
ReplyDeleteIya ngabuburit asyik banget. Makasih lho Mba Wulan :)
DeleteBawa anak kecil jadi takut banyak yang pecah, mana semuanya pada berharga...
ReplyDeleteIya Teh jangan bawa anak kalo ke sana sebaiknya :)
Deletegak nyangka di Kemang ada Museum, kalau lewat daerah sini bawaannya kesel karena maceeeettt :)
ReplyDeleteTrimakasih informnya Mbak Ani
bs jd alternatif jalan sama anak-anak :)
Iya Mas, tinggal naik metromini :D
Deletepernah lihat foto-fotonya di FB tante dan memang baguuuus banget ya mba :)..semoga nanti sempet mampir :)
ReplyDeleteWuah, ini mah museum luar biasa. :D Takjub deh
ReplyDeleteRapi dan terawat sekali. Tadinya kirain resort gitu..ternyata museum. Kepemilikan privat tapi teraeat harusnya jadi contoh situs sejarah yg masih dimiliki peribadi/keluarga. Misalnya Masjid Raya Medan dan Istana Maimun yang perlu perhatian.
ReplyDeleteResep Kuliner Semut.me
ReplyDelete