Saluran cerna secara
konvensional adalah organ dengan fungsi utama untuk proses penyerapan nutrisi.
Berarti masuknya semua sumber zat makanan yang berkualitas dan berpengaruh
terhadap kondisi tubuh manusia adalah pengaruh dari fungsi pencernaan di dalam
tubuh. Sebagai pintu masuk semua makanan yang diserap nutrisinya dan disalurkan
ke seluruh tubuh. Jika pencernaan sehat, nutrisi akan terserap dengan baik.
Jika kurang sehat tentu saja menyebabkan penyakit.
Berlaku untuk manusia
dewasa maupun bayi dan anak-anak. Sistem pencernaan pada setiap usia tentu saja
berbeda kinerjanya. Untuk bayi, diperlukan perhatian khusus apa lagi pada
periode 1000 hari pertama kehidupan.
Ki-ka: Lula Kamal, DR.Dr.Ahmad Suryawan dan Dr.Badriul Hegar |
Hal penting terkait
saluran cerna ini, saya dapatkan materi lebih dalamnya dari acara #Nutritalk
yang rutin diadakan oleh Sari Husada melalui Nutrisi Untuk Bangsa. #Nutritalk diadakan
di JW Mariott Hotel Tanggal 28 April 2016. Mengusung tema “Dasar dan Pedoman
Praktis Mengatasi Saluran Cerna Sensitif Pada Anak” Dengan pembicara ahli
Dr.Badriul Hegar, PhD, SpA(K), Konsultan Gastrohepatologi Anak, dan DR.Dr.Ahmad
Suryawan, SpA(K), Konsultan Tumbuh Kembang Anak.
Menurut Dr.Badriul,
saluran cerna memiliki peran unik yang selain berfungsi untuk mencerna dan
menyerap makanan, berfungsi juga sebagai pembatas antara “dunia luar” dan “dunia
dalam” tubuh. Sel-sel yang membentuk saluran cerna adalah 40% jaringan limfoid
menghasilkan 70-80% sel imun. Berkembang pesat pada satu tahun pertama
kehidupan. Maka saluran cerna yang baik akan berpengaruh terhadap pertumbuhan
bayi.
Perhatian khusus yang harus dilakukan terhadap saluran cerna pada bayi,
karena saluran cernanya belum matang dan posisi sel-sel pada saluran cerna bayi
posisinya masih renggang sehingga kuman dan zat-zat yang menimbulkan masalah
pada kesehatan mudah masuk ke dalam tubuh bayi. Karena imun yang belum matang
ini, maka fokus untuk pemberian nutrisi agar pencernaan bayi sehat, salah satunya
dengan memberi nutrisi dari ASI eksklusif dan pemberian makanan bernutrisi
baik.
Penyebab gangguan
kesehatan akibat saluran cerna yang kurang berfungsi dengan baik adalah diare
dan konstipasi. Di Indonesia sekitar 30% anak memiliki saluran cerna yang
rentan dan sensitif, mudah diare. Sekitar 15-17% pada anak di bawah usia 5
tahun anak mengalami kematian akibat diare. Diare merupakan penyebab kematian
anak nomor dua.
Diare adalah kondisi
anak yang buang air besar (BAB) cair lebih dari tiga kali sehari yang
disebabkan oleh virus, bakteri, parasit dan jamur atau karena alergi dan
intoleran makanan. Maka, harus diperhatikan makanan yang diberikan kepada bayi
dan anak, apakah sudah cocok atau belum? Selain itu, komposisi gizi yang
diberikan harus sesuai kebutuhan pada tingkat usia bayi dan anak. Jangan
memberikan makanan yang belum waktunya diberikan.
Pola makan pun harus teratur
dan tidak sembarangan memberi asupan makanan untuk bayi dan anak. Kebersihan
harus sangat dijaga. Selain itu, imunisasi sangat diperlukan untuk mengatasi
kekebalan tubuh bayi dan anak dalam mencegah diare.
Jika anak kena diare,
hal-hal berikut ini yang sebaiknya dilakukan:
- Rehidrasi Oralit
- Tetap memberikan ASI pada bayi
- Pemberian makanan mengandung Zinc, karena berperan dalam regenerasi sel mukosa usus.
- Pemberian Antibiotika selektif
- Nasihat dan Edukasi, edukasi seperti Nutritalk ini sangat membantu.
Sedangkan konstipasi adalah
kondisi BAB anak dengan tinja keras dan frekuensi kurang dari dua kali dalam
seminggu. Konstipasi kronis dialami oleh 12% anak di Indonesia. Gejala
konstipasi diantaranya punya riwayat susah buang air besar sampai nyeri,
menahan tinja, teraba tinja keras pada rektum dan tinja keras sampai menyumbat
toilet.
Untuk mencegah
konstipasi, diperlukan cukup cairan dan serat. Cairan bisa berupa ASI dan air
putih sedangkan serat bisa dari sayuran dan buah-buahan yang bervariasi.
“Pencernaan yang sehat
di masa awal kehidupan adalah landasan untuk tumbuh kembang optimal serta membangun
tingkat kesehatan tubuh dan mental secara keseluruhan pada usia dewasa.”
Pungkas Dr.Badriul Hegar.
Selanjutnya DR.Dr.
Ahmad Suryawan, SpA(K) memaparkan tentang 1000 Hari Pertama Kehidupan yang
merupakan window of opportunity yang
artinya pada periode ini anak berkesempatan membentuk otak yang prima dari
asupan nutrisi yang diberikan. Pada periode ini, selain dapat menjadi bekal di
masa depan dalam membentuk kecerdasan otak, juga membantu tumbuh kembang yang
baik dan prima.
Periode 1000 Hari
Pertama Kehidupan berdampak pada perilaku sosial dan prestasi akademis di masa
yang akan datang.
Hubungannya dengan
sistem pencernaan anak, 1000 Hari Pertama kehidupan berpengaruh sekali, karena
jika sistem pencernaan bayi dan anak terganggu, otomatis perjalanan nutrisi
yang masuk ke dalam tubuh mengalami hambatan untuk menyebarkan nutrisinya.
Selain pencernaan terinfeksi juga kesulitan menyerap dan mencerna nutrisi yang
masuk ke dalam tubuh.
Pada masa ini,
pemberian nutrisi yang tepat sangat disarankan, jika anak masih bayi, berarti
ibu yang menyusui harus mengonsumsi makanan bernutrisi dengan berbagai variasi.
Terutama serat yang berguna untuk menjaga konsistensi tinja, pergerakan usus,
dan meningkatkan produksi SCFA (Short
chain fatty acid) sebagai sumber nutrisi sel usus besar dan stimulasi
pertumbuhan mikroflora baik sehingga melindungi dari infeksi.
Menurut dokter Ahmad
Suryawan, pencernaan sensitif juga akan berakibat buruk terhadap hubungan
sosial juga hubungan anak dan orang tua karena stress akibat susah makan.
Buat para orang tua
yang ingin mendeteksi kesehatan saluran cerna Ananda melalui proses Buang Air
Besar (BAB), ini ada tiga langkah deteksi dari referensi Lippincott Williams
& Wilkins J. Ped. Gastrol.Nut.2006;43;el-13, Department of Health and
Welfare Taiwan 2015 dan Lewis SJ & Heaton KW, Gastroenterol 1997;32;920-4
Pola BAB Ananda yang
sehat dapat diketahui melalui 3 Faktor berikut ini:
FREKUENSI:
Usia 0-3 bulan (ASI):
5-40x Usia 6-12 bulan 5-28x Usia 1-3 tahun 4-21x
WARNA:
KONSISTENSI:
Saya jadi tahu bahwa
pencernaan sangat berhubungan dengan proses tumbuh kembang anak, melalui
Nutritalk ini, sangat mencerahkan dan saya ingin semua mengetahui hal ini.
Seperti harapan Pak Arif Mujahidin, Head of Corporate Affairs Sarihusada,
Nutritalk selalu memberikan update ilmu yang bermanfaat dan sebagai kontribusi
bagi upaya mencerdaskan dan mengoptimalkan tumbuh kembang anak di mana pun
berada. Terima kasih Nutritalk.
Inspiratif, terima kasih infonya
ReplyDeleteJadi inget ketika anak saya harus nangis ketika BAB, akhirnya saya bawa ke dokter dan disaranin ganti sufor. Thanks God, sekarang pencernaannya sudah lancar :)
ReplyDeleteWaa lengkap.. Makasih mba ilmunya.. :)
ReplyDeleteAnak saya pernah ada masalah dengan pencernaan
ReplyDeletekalau asupan yang masuk dalam lambung langsung muntah
seddih rasanya
Informasi ini bermanfaat-
salam sehat dan semangat mbak Ani
amin
Terima kasih Teh Ani untuk sharenya, bisa jadi bahan belajar saya kelak :)
ReplyDeleteMakasih infonya teh, baru tau kalo sembelit juga karena gangguan pencernaan, kirain cuma karena makanan...
ReplyDeleteartikel bermanfaat. terimakasih
ReplyDeleteSi kakak waktu kecil, sakitnya bolak-balik urusan pencernaan, sampe dokternya kasih obat untuk membantu produksi enzimnya. Aku dulu mah suka panik, tp kemudian dijelaskan dokternya. Informasi penting ini untuk para ibu. Thanks for sharing, teh...
ReplyDeletePencernaan adalah sumber organ mendapatkan asupan nutrisi ya mba, jadi penting sekali pencernaan sehat
ReplyDeletebelajar banyak tentang merawat kesehatan anak terutama yang sensitif dengan masalah pencernaan anak bisa diperoleh dari postingan artikel detail cikgu ini. Terimakasih *Two thumbs
ReplyDeletepaling masghul memang jika anak kena diare atau sembelit... yang satu berharap cepat berhenti yang satu berharap cepat keluar.
ReplyDeleteTerima kasih sharing ilmu dan informasinya sangat bermanfaat nih Teh sebagai bekal utk jd orang tua kelak :)
ReplyDeleteSaya setuju banget bahwa pencernaan anak itu berpengaruh pada tumbuh kembang anak. Bukan hanya utk tubuh, tapi juga kecerdasan otak ya Teh.
ReplyDelete