Ada ungkapan dari
beberapa orang di sekitar saya “ Tenang saja, kita bukan orang berada, penyakit
jantung pasti jauh dari kita, kan itu penyakit orang-orang kaya.” Begitu
katanya. Ungkapan ini jelas salah. Penyakit jantung tak memandang orang kaya
atau miskin. Selagi terpapar pemicu penyakit mematikan peringkat satu dunia
ini, siapa pun berpotensi kena.
Penyakit jantung bukan
penyakit keturunan atau penyakit orang tua, sekarang sudah banyak terjadi pada
anak muda juga. Maka dari itu, Kementerian Kesehatan RI menggelar sosialisasi
tentang pencegahan penyakit jantung kepada seluruh lapisan masyarakat.
Ki-ka: Bapak Oenedo, Dokter Ismoyo, dr. Lily, MC |
Menyambut Hari Jantung
Sedunia, pada tahun ini, Kemenkes mengadakan rangkaian acara berikut
sosialisasi pencegahan penyakit jantung. Salah satunya yang digelar di Kantor
Kemenkes Salemba, Gedung D. Pada 22 September 2016 lalu, tiga narasumber
membegikan materi terkait pencegahan penyakit jantung. Tema yang diusung adalah
Power Your Life.
Dari Kementerian
Kesehatan RI, dr. Lily Sulistyowati, MM selalu Direktur Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Ditjen Pencegahan Pengendalian
Penyakit. Memaparkan beberapa data dan fakta penyakit jantung dan pembuluh
darah.
Penyakit Jantung dan
Pembuluh darah ini disebut Penyakit Kardiovaskuler. Menurut data dari Riskesdas
2007, penyakit kardiovaskuler yang terdiri dari Stroke mencapai 26,8% di
perkotaan dan 17,4% di pedesaan. Hipertensi 8,1% di perkotaan dan 11,4% di
pedesaan, penyakit Jantung Iskemik 5,8% di perkotaan dan 5,7% di pedesaan serta
Penyakit jantung lainnya 4,7% di perkotaan dan 5,1% di pedesaan.
Penyakit jantung
koroner dapat diatasi dengan mengubah gaya hidup, mengatur kebiasaan dan diet
sehat.
Dalam kesempatan yang
sama, Dr. dr. Ismoyo Sunu, SpJP (K), FIHA, FasCC, selaku Ketua Perhimpunan
Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia (PERKI) menyarankan agar masyarakat
mengurangi pola hidup yang menyebabkan terjadinya penyakit gangguan pembuluh
darah seperti hipertensi, jantung dan lain-lain. Dengan melakukan berbagai
aktivitas bergerak dan mengurangi konsumsi garam, gula dan lemak.
Dokter Ismoyo juga
memaparkan Pesan Permenkes 30/2013-63/2015 yang berbunyi “Konsumsi Gula lebih dari 50 gram, Natrium lebih dari 2000 mili gram
atau Lemak total lebih dari 67 gram per orang per hari berisiko hipertensi,
stroke, diabetes dan serangan jantung”
Bapak Oenedo Gunawan,
MPHM penderita penyakit jantung juga berbagi pengalamannya sebagai penderita
penyakit jantung yang sampai dipasang kateter di dalam jantung dan
paru-parunya. Beliau mengakui, bahwa dirinya adalah perokok berat dan menjalani
pola hidup kurang sehat. Mengingat profesinya yang sebagian besar adalah
seniman yang suka melukis, memahat dan lain-lain, di studio kerjanya tak pernah
lepas dari rokok. Menimbulkan penyakit jantung parah.
Bukan saja berdampak
pada dirinya sendiri, Bapak Oenedo juga merasa gaya hidup tidak sehatnya,
terutama merokok, membuatnya tak mempunyai anak biologis mengingat istrinya pun
sering terpapar asap rokok yang diisapnya.
Bapak Oenedo
menggambarkan betapa menderitanya punya penyakit jantung, apa lagi saat dibuka
kateter dari jantung dan paru-parunya, sangat menyakitkan. Karena tidak dibius.
“Kalau sampai dibius, proses pengambilan kateter tidk akan berjalan, mengingat
proses kerja jantung dan pemompaan darah harus tetap berjalan. Jadi saya harus menahan
sakit saat kateter tyersebut dicabut.” Kata Pak Oenedo sambil mengenang.
Mulai sekarang, Pak
Oenedo sudah menjalani pola hidup sehat dan lebih baik. Tidak ingin terulang
lagi terjadi penyakit yang sangat menyakitkan dan membuatnya tidak dapat berkativitas.
Selanjutnya, dokter
Lily Sulistyowati memberikan Tips Sehat agar terhindar dari Penyakit Jantung
Koroner, dengan menjalani pola hidup sebagai berikut:
- Tidak Merokok : Hindari merokok aktif maupun pasif. Karena asap rokok yang masuk ke dalam tubuh akan bercampur dengan darah yang mengalir ke jantung. Dampaknya akan mengganggu aliran darah dan mencemari oksigennya.
- Aktivitas minimal 30 menit (5 kali seminggu) : Olah raga tak harus menggunakan peralatan atau pergi ke pusat gym, bisa dilakukan di rumah, naik turun tangga secara konsisten, skipping memakai karet gelang yang disambung, jalan cepat atau jogging keliling kompleks perumahan atau sambil duduk, menggerakkan kaki dan pinggul. Semuaa bisa dilakukan di rumah, kantor atau di manapun.
- Jaga berat badan ideal : Makan makanan bernutrisi, tidak kekurangan juga tidak kelebihan. Perbanyak sayur dan buah serta minum air putih. Olah raga teratur.
- Tekanan Darah lebih kecil dari 140/90 mmHg : Kurangi makanan berlemak dan garam, hindari segala hal pemicu stress. Untuk hal ini, jangan sampai lengah. Tensi normal bukan berarti aman dari penyakit jantung, harus tetap waspada dengan menjalani gaya hidup sehat lainnya.
- Kolesterol Total lebih kecil dari 190 mg/dl.
- Pertahankan Gula Darah Normal : Gula darah bukan hanya didapat dari gula yang dikonsumsi secara langsung, bisa juga dari berbagai makanan yang mengandung glukosa yang dikonsumsi secara berlebih. Misalnya dari makanan berkarbohidrat, buah manis dan lain sebagainya. Kita harus bisa mengira-ngira, asupan makanan yang mengandung glukosa ini.
- Hindari Stress : Bekerja sesuai porsi, tidak banyak begadang dan lakukan me time.
Pemeriksaan kolesterol, Kadar gula darah dan tensi darah salah satu prpgram sosialisasi Kemenkes |
Bagi yang sudah
menyandang penyakit Jantung dan lain sebagainya, ada Tips juga yang dibagikan
dokter Lily, yakni Program PATUH:
P: Periksa Kesehatan
secara rutin dan ikut anjuran dokter
A: Atasi penyakit
dengan pengobatan yang tepat dan teratur
T: Tetap diet sehat
dengan gizi seimbang
U: Upayakan
beraktivitas fisik dengan aman
H: Hindari rokok,
alkohol dan zat karsiogenik lainnya.
Kesimpulannya, mari
kita cegah penyakit jantung dan penyakit tidak menular lainnya yang menjadi
penyakit mematikan kelas atas di dunia ini. Dengan menjaga kesehatan diri,
negara pun akan maju. Karena produktivitas meningkat.
Kalau sudah denger penyakit jantung rasanya sereeem
ReplyDeletesmoga kita selalu sehat aminn
Duh bener banget Mba. Penyakit jantung sekarang ini mengancam usia produktif. Saya juga berusaha menerapkan pola hidup sehat. Cuma kadang olahraga blm konsisten. Makasih sudah mengingatkan.
ReplyDeleteIbuku udah ada gejala...dan ini bikin aku pontang panting. Sebenrnya gaya hidup beliau sudah ok. Cuman...stress itu yang susah dikendalikan.
ReplyDeleteKalo mbaknya anak-anak bilangnya malah, kok udah sih kalo penyakit orang kaya mah jangan mampir di kita-kita. Hahaha. Iya, pada kenyataannya penyakit ngga pandang bulu ya Mbak. Mau yg berada ataupun ngga ya giliran sakit mah sama.
ReplyDeleteKementerian Kesehatan mestinya menginvestasikan dana lebih banyak untuk penyuluhan penyakit jantung pada masyarakat ekonomi lemah.
ReplyDeleteKebanyakan biaya rumah sakit pemerintah habis untuk menomboki pasien-pasien di ruang rawat inap kelas 3. Penyakit terbanyak pada kelas ini ialah penyakit stroke dan penyakit jantung. Kebanyakan dari mereka tidak mampu bayar karena memang penyakitnya sudah masuk stadium berat.
Sebetulnya penyebab untuk penyakit jantung ialah merokok dan makanan yang tinggi garam. Frekuensi orang miskin yang merokok jauh lebih banyak daripada orang miskin yang tidak merokok. Dan mereka cenderung menambah garam banyak-banyak pada masakan mereka.
Jika kebiasaan ini ditekan habis, penyakit jantung tidak akan sampai sebanyak ini terjadi pada masyarakat.
Aduh, ngebaca pemasangan dan pencabutan kateter yg tanpa dibius ini. Errr, bikin ngilu.
ReplyDeleteSehat itu mahal banget, kemarin abis check saya kaget jg. Kolesterol kok tinggi, kan nggak bagus buat jantung. Ditengarai akibat akumulasi gaya hidup setahun, krn setahun sebelumnya saya normal semua. Sering "jajan" di luar huhuhu...duh kudu dijaga dijaga dijaga! #selfreminder
Tfs Teh...
Sip...program PATUH harus dibiasakan nih.
ReplyDeleteDibookmark ah. Mauliate Eda
ReplyDelete