Perjalanan RUU
Pertembakauan yang sudah menjadi pembahasan sejak 2006, bahkan di DPR sendiri
belum ada putusan pasti. Membuat kekhawatiran semakin membumbung. Bagaimana
tidak? Jika RUU Pertembakauan benar-benar disahkan, akan menjadi ancaman besar
untuk bangsa Indonesia.
Bukan sekadar opini
sepihak. Jika benar-benar mencermati akibat ke depannya. Banyak yang
mempertanyakan, jika RUU Pertembakauan disahkan, apa penyebab kerugiannya dan
dari sisi mana? Saya tuliskan di sini sebagai rangkuman jawaban untuk sebagian Followers Twitter saya yang
mempertanyakan dengan nada sinis terhadap hashtag
#TolakRUUP.
Berdampak
Buruk Untuk Kesehatan
Sudah pasti, perokok
aktif dan pasif yang mengisap asap rokok, paru-paru dan jantung akan mengalami
gangguan dan berbagai penyakit lainnya bisa menjalar juga ke area bagian tubuh
lainnya. Paru-paru adalah alat pernapasan, jadiini sangat penting untuk
keberlangsungan hidup manusia. Kalau sampai paru-paru rusak, mau bernapas pakai
apa? Itu logika sederhananya.
Sumber: Twitter @KomnasPT |
Rokok juga mengandung
berbagai senyawa yang mengakibatkan euforia ketenangan sesaat yang berujung
candu.
Akibat penyakit tidk
menular yang disebabkan rokok ini, menurut data Kementerian Kesehatan, bisa
menghabiskan 30% dari total anggaran BPJS Kesehatan. Ini salah satu sumber
defisit negara.
Mengancam
Generasi Penerus
Saat harga rokok
dinaikkan, produksi dibatasi dan pemasaran tidak vulgar, rokok masih banyak
diminati dan dicari anak muda. Dengan dalih “kekinian” atau takut di-bully teman karena tak mau diajak merokok,
anak muda yang labil akan mudah terpengaruh. Setelah mencoba, kecanduan dan
menjadi jalan ke pemakaian narkoba.
Generasi penerus yang
mengonsumsi rokok, produktivitas dan daya berpikirnya akan berkurang. Generasi
penerus yang akan membangun Indonesia di masa datang, yang kualitas kesehatan
dan daya pikirnya terganggu karena rokok, tidak akan memberi dampak kemajuan.
Sekalipun Bonus Demografi yang dimiliki berpotensi besar. Karena justru Bonus
Demografi itu menjadi masalah. Mulai dari kurangnya pendidikan, kesehatan dan
pola pikir.
Tidak
Menguntungkan Petani Tembakau
Siapa bilang RUU
Pertembakauan memihak petani? Nyatanya, para petani tembakau merupakan penerima
benefit paling sedikit dari rantai industri rokok.
Petani tembakau kurang
diperhatikan pemberdayaan SDM nya, mulai dari pelatihan, penyuluhan, pemberian
bibit unggul tembakau dan penyesuaian tembakau yang cocok digunakan. Karena
tembakau Indonesia termasuk yang tumbuh di iklim curah hujan tinggi dan
mengandung kelembapan tinggi. Jadi, potensi ketidakcocokan menjadi produk rokok
yang umum dijual, akan terjadi. Lalu perusahaan impor tembakau dari luar
negeri.
Sumber: Twitter @KomnasPT |
Seperti dinyakatan Ade
Irawan dari Indonesia Corruption Watch
(ICW) pada prescon (6/3) di Menteng Jakarta, menurutnya, RUU Pertembakauan ini
punya potensi konflik kepentingan yang besar dan tidak yakin bisa membela
petani.
Sedangkan menurut
Ekonom Faisal Basri, RUU Pertembakauan hanya menguntungkan industri rokok
karena akan membuka celah impor mesin linting rokok dan buruh linting rokok di
Indonesia akan kehilangan pekerjaan.
Petani pun tidak
mempunyai hak menentukan harga pasar jadi semua tergantung perusahaan. Sehingga
hasil jerih payahnya kurang mendapatkan hasil sepadan dengan effort yang telah dilakukannya.
Penyesuaian
Undang Undang Tembakau
Ki-ka: Hasbullah Thabrany (Guru Besar UI), Julius Ibrani (Koordinator YLBHI) dan Faisal Basri (Ekonom) |
Ditambahkan pernyataan
Hasbullah Thabrany, Guru Besar dari Universitas Indonesia yang menagih janji
Presiden dalam Nawacita ke lima yang menargetkan seluruh daerah ada Kawasan Tanpa
Rokok (KTR) dan menaikkan cukai rokok hingga 200%. Jika target ini tercapai,
generasi muda dan usia produktif di Indonesia tidak terancam penyakit dan
penruran produktivitas sumber daya manusia. Jika RUU Pertembakauan disetujui,
tentu saja ini merupakan pelanggaran nawacita ke lima tersebut.
Industri seni dan
kegiatan-kegiatan yang sering melibatkan anak muda sebaiknya tidak disponsori
rokok dan tidak ada logo-logo yang menyertainya. Disamping itu, iklan-iklan
rokok pun harus dibuat soft dan tidak
mengundang penasaran untuk mencoba.
Kalau rokok masih di jual, anak -anak remaja pasti tetap merokok. Sering di angkot saya temui remaja usia SMP merokok dengan bebas.
ReplyDeleteMiris ya Mba, pas dikasih tau malah galakan dia. Hu uh maunya sih ditabok tuh anak tapi anak orang ntar bisa ditabok balik sm ortunya :))
Deleteada sebaik nya emang di tegasin nih RUU Pertembakauan sama pemerinntah, gimana ya udah jadi style anak2 sekolah laki ataupun perempuan jaman skrg kalo ga ngrokok itu menurut mereka keren, padahal bahaya kesehatannya banyak banget
ReplyDeleteKayanya hampir di setiap jengkal melihat lelaki selalu dengan rokoknya. Bahkan sambail kerja berat dengan alat berat di tanganpun, masih menyelipkan rokok di jarinya.
ReplyDeleteAnehnya, perokok juga tak sedikit dari kalangan yang berpendidikan, yang nota bene tahu betul akibat buruk rokok bagi kesehatan, hehehe
Saya dulu sering berkunjung ke sebuah desa yang sebagian besar masyarakatnya adalah petani tembakau.
Memang benar, tak ada petani tembakau yang kaya raya secara riil dari hasil bertani.
Memang tak mudah mengatur tembakau ini, penggemar rokok sekarang tak kenal usia, status sosial, ekonomi.
Butuh kerjasama semua pihak, dari pemerintah, masyarakat dan aparat berwenang.
Juga mungkin akan memakan waktu yang panjang untuk proses edukasi ke masyarakat.
Saya tak suka perokok dan merokok, namun saya suka iklan yg mereka buat, saya suka bagaimana mereka membuat dan menyampaikan pesan yang begitu menarik, Dan sebagai anak muda kita harus pintar Dalam memilih Mana yg suka & tidak, serta Mana yang baik & tidak.
ReplyDeleteYang paling menyebalkan kalo menegur orang yang lagi merokok terus jawabannya "hei, ini tempat umum, kali mau nyaman nggak usah keluar rumah". Asli loh, terkadang dia yg egois dan merasa harus dimengerti..di pikir-pikir sudah banyak contohnya bagaimana gangguan kesehatan karena bahaya merokok apalagi risikonya bagi perokok pasif. Aturan untuk perokok yang harus merokok di tempat2 tertentu dan kalo melanggar akan dikenai denda sebaiknya terus diberlakukan.
ReplyDeleteApapun alasannya, menurut saya merokok tidak untungnya sama sekali. Nyari pengakit dan 'membakar' uang saja. Bener-bener nggak ada positif-postifnya deh. Untungnya cuma bagi pengusaha pabrik rokok. Mending kalau yang sakit perokoknya sendiri, ini orang yang berada disampingnya, yang nggak sengaja menghirup asapnya juga kena imbasnya. Makanya saya mendukung didropnya RUUP itu.
ReplyDeleteMerekok buat saya tidak ada gunanya, buang-buang uang juga mengancam kesehatan, semoga RUU Pertembakuan ini bisa diterapkan lebih bijak untuk melindungi generasi muda kedepannya.
ReplyDelete"Data Kementerian Kesehatan, bisa menghabiskan 30% dari total anggaran BPJS Kesehatan. Ini salah satu sumber defisit negara."
ReplyDeleteDari sisi ekomomomi cukup besar dampak buruk rokok bagi perekonomian Indonesia, karena biaya pengobatan akibat rokok yang besar.
Pengalaman saya urusan rokok adalah melanjutkan penerapan "no smoking" di pabrik dan kantor. Makan waktu hampir 5 tahun dengan program pemantauan serta proses mengingatkan terus menerus. But it's worthed...
ReplyDeleteMerokok itu berdampak buruk, baik lingkungan dan kesehatan. Suka sebel kalau lagi di taman, ada yg ngerokok, padahal anak-anak perlu tempat yg ramah lingkungan, akibat polusi asap rokok, terpaksa ga ngajak anak-anak ke teman komplek lagi. Apalagi merokok itu buang2 uang.
ReplyDeleteMerokok itu berdampak buruk, baik lingkungan dan kesehatan. Suka sebel kalau lagi di taman, ada yg ngerokok, padahal anak-anak perlu tempat yg ramah lingkungan, akibat polusi asap rokok, terpaksa ga ngajak anak-anak ke teman komplek lagi. Apalagi merokok itu buang2 uang.
ReplyDeleteMerokok emang membahayakan, seneng kalau ada tempat khusus merokok jadi kita bisa menempatkan diri. Tapi kadang miris ada wanita/ibu yang gak ngrokol duduk diarea asap rokok dgn banyak alasan (deket suami, ketemu teman), tapi wajah dan gelagat sebel sama asap. Nah khan aneh menurutku. Seneng kalau sama-sama mengerti.
ReplyDeleteSemoga perokok selalu berkurang
Sayangnya Rokok dijual bebas banget, kalau gak bungkusan ya satuan yang jadi pelanggan tetapnya anak pelajar SD, Lalu orang yang gak ngerokok pun tetep kena imbasnya karena jd perokok pasif. Menurutku peran penting orang tua harus aktif mengedukasi bahaya rokok pada anak sejak dini, biar gak penyakitan karena rokok. Yang menyedihkanya, sekarang ini malah banyak juga orang tua yang membebaskan anaknya merokok, malah rokoknya pun joinan. Wah kalau sudah begini menjadi PeeR penting pemerintah demi generasi bangsa, sebab orang tuanya juga harus diedukasi. semoga saja di dalam RUU Pertembakuan ini bisa berjalan baik, demi melindungi generasi bangsa.
ReplyDeleteMiris bicara soal rokok gak ada habisnya....apalagi diqta sudah menjadi gaya hidup, Solusinya pemerintah hrus tegas bikin aturan sperti halnya miras, minimal penjualan rokok dibatasin mudah2an aja bisa mengurangi perokok
ReplyDeleteIni wajib disebarluaskan kakah
ReplyDeleteAduh teh, kasus rokok emang kayak gak kelar-kelar, ya. Mulai dari bahayanya, buruh kerjanya, para pemilik modal, generasi mudah yg paling rawan.
ReplyDeleteAnak muda kan doyan banget musik ya, dan produsen itu berani mengeluarkan anggaran sangat banyak untyk menjadi sponsor acara tersebut.
Bukan cuma festival umum, nyatanya rokok juga jadi sponsor di lembaga pendidikan, kampus-kampus itu kan.
Hemm...masalah rokok memang susah d berantas, smg apa yg d canangkan oleh pemerintah ttng RUU pertembakauan mendapat dukungan dari banyak pihak ��
ReplyDeleteDari dulu hingga sekarang, dan semoga untuk seterusnya, saya ga pernah merokok. Plg sebel kalau lagi jalan2 dan menikmati sejuknya udara pagi, trus tiba2 tercium bau rokok :(
ReplyDeleteSaya tidak setuju kalo RUU itu disahkan. Pertama, merokok itu jelas-jelas TIDAK ada manfaatnya sama sekali. Sebaliknya, membawa dampak sangat buruk iya terutama buat orang di sekelilingnya.
ReplyDeleteDi sisi lain, Pemerintah kita itu udah banyak yang korupsi. Ditakutkan, kalo ini gak dikawal dengan baik, bisa terjadi 'negosiasi' dari si empunya atau asosiasi pemilik industri rokok ke pemerintah terkait.
Praktik-praktik seperti ini sulit dihindari. Tapi, bagaimana pun juga kita khususnya saya pribadi sebagai blogger ikut mendukung dan mengawasi jangan sampai RUU ini disahkan. Minimal, kita sudah berbuat yang terbaik daripada tidak sama sekali.
Untuk alasan apapun,saya tidak setuju rokok. Kalaupun alasan keberlangsungan petani tembakau dirisaukan, mereka secara bertahap bisa dipindahkan pada jenis pertanian lainnya.
ReplyDeleteKalau buruh pabrik rokok dikedepankan, secara bertahap juga buruh pabrik diberdayakan pada sektor lainnya.
Saya bukan perokok, besar di keluarga bukan perokok. Benar2 merasakan, manfaat tidak merokok.
Aku dr dulu nggak suka banget teh sama yg suka merokok. Apalagi klo asapnya ganggu org sekitar. Sebel deh.
ReplyDeleteDuuuh duuuh... No-lah yang namanya rokok ini. Just wanna say, "Avoid or die". Tahu sih, yang ga ngerokok aja bisa koit, gimana yang ngerokok. Mencegah sakit kan lebih baik daripada ngobati.
ReplyDeleteNgelus dada nih kalo sampe disahkan. Amit-amit deh, semoga jangan sampe sah yah teh. Alhamdulillah, sekarang di mall-mall, RS, beberapa area umum ada larangan No Smoking Area. Meskipun kadang ada saja yang melanggar.
ReplyDeleteseriusan teh pengusaha banyak yg impor tembakau? duh baru tau deh.., kirain selama ini mereka justru nguntungin petani tembakau, sedih :(. Kalo kebanyakan negatifnya ya kenapa harus disahkan, coba?
ReplyDeleteTetangga ku.. istrinya mikir banget kalo mau belanja sayur.. diitung gitu karena duit terbatas.. suaminya ngebal ngebul aja ngerokok.. haduhhh
ReplyDeletekalo ada yang ngerokok ddekat..kita langsung aja tutup hidung...tersinggung twrsinggung deh..penyakit kok dibagi2.. :D
ReplyDeleteIkut komenin ini ah,,
ReplyDeleteRokok ga bagus, 100% semua orang sudah paham.
Kalau ngomongin RUU yang sudah sampai prolegnas DPR, well berarti 'bargaining" politik sudah mulai jalan...
Kalo menurutku sih harus mulai mereduksi produksi aja.. Menaikkan harga juga bukan solusi.. Bisa pula dengan pelan2 menurunkan kadar nikotin,, serius deh rokok akan jadi ga enak.. Dus, orang2 juga pelan2 akan berhenti meroko..
Orang tua yang tidak merokok kecendrungan anaknya tidak merokok. Orang tua yang merokok anaknya bisa jadi merokok bisa jadi tidak kecendrungan lebih besar merokok.
ReplyDeleteRUU semuanya sarat kepentingan selama masih ada nilai rupiah di sana.
Selamatkan generasi muda dari bahaya rokok.Katakan Tidak Untuk Asapa Rokok.