Masih segar ingatan
saya, saat teman saya di Bali panik minta dibelikan dulu susu pengganti susu
sapi dari Jakarta karena di Bali belum tersedia, kebetulan ASI teman saya
tersebut tidak keluar juga. Anaknya yang alergi susu sapi mengalami gagal pernapasan
karena minum susu sapi. Sedih dan ikut panik sebab kirim susu ke sana pun tak
bisa langsung sehari sampai karena teman saya tinggal jauh dari kota.
Satu contoh lagi,
ketika anak teman saya sesak napas di sekolahannya, setelah dicari penyebabnya,
si anak dikasih kue yang dilapisi selai kacang. Padahal si anak alergi kacang.
Fatal lah akibatnya. Jadilah urusan antar orang tua dan guru.
Keadaan ini harus
menjadi perhatian dan edukasi ke setiap orang tua dan anak harus dilakukan. Apa
lagi, dua dekade terakhir, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mencatat
peningkatan angka kejadian penyakit alergi pada anak. Studi di beberapa negara
untuk seluruh dunia termasuk Indonesia, prevalensi alergi protein susu sapi
mencapai 2% sampai 7,5%.
Ki-ka: Psikolog Anna Surti Ariani, dr.Maria Melissa dan Prof.Budi |
Berdasarkan kondisi
tersebut, Nutricia Sarihusada memberi dukungan penuh dalam meningkatkan
kesadaran penuh semua lapisan masyarakat. Tahun ini, Nutricia Sarihusada
meluncurkan kampanye Bunda Tanggap Alergi dengan 3K (Kenali, Konsultasikan dan Kendalikan)
Dimaksudkan agar anak tetap ceria dan tumbuh sempurna walau alergi dan bunda
tanggap dengan solusinya.
Pada 5 April 2017 lalu,
Nutricia Sarihusada menggelar talkshow terkait alergi menghadirkan narasumber
Prof. Budi Setiabudiawan dan Psikolog Anak dan Keluarga, Anna Surti Ariani S.
Psi, M.Si, Psi.
Menurut Prof. Budi,
Alergen dibagi dua, yaitu pemicu hirupan dan makanan. Alergi protein susu sapi
adalah salah satu alergi makanan yang banyak terjadi pada anak-anak. Harus
diwaspadai karena alergi protein susu sapi dapat menyerang pernapasan (20-30%) Saluran
cerna (50-60%) dan Kulit (50-60%).
“Harus diwaspadai
karena jika sudah parah bisa berlanjut diare berdarah, kolik, penyempitan
saluran pernapasan dan kondisi berbahaya lainnya.” Kata Prof.Budi.
Apa yang harus
dilakukan orang tua untuk tanggap terhadap alergi pada anak? Prof.Budi
menyarankan masyarakat terutama para Bunda untuk melakukan 3K, yaitu:
Kenali:
Telusuri riwayat ibu bapaknya, apakah punya alergi atau tidak? Jika punya,
kemungkinan anak mengidap alergi sangat besar. Lalu, lihat kondisi anak, jika
anak makan sesuatu atau terpapar sesuatu menjadi bereaksi dan tidak wajar,
berarti ada kecenderungan anak mengidap alergi. Tapi, orangtua atau siapapun
tak berhak memvonis anak alergi sebelum dipastikan ke dokter.
Konsultasikan:
Konsultasikan
ke dokter, jika sudah dikonsultasikan, biasanya ada solusi terbaik untuk
menangani alergi si kecil.
Kendalikan:
Setelah berkonsultasi, ikuti saran dokter dan hindari makanan-makanan pemicu
alergi. Cari alternatif pengganti makanan yang lebih aman dan direkomendasikan.
Prof. Budi menerangkan
bahwa si kecil yang terpapar alergi supaya tetap bisa berkembang sempurna dan
tetap ceria, harus diperhatikan aspek asupan gizinya, misalnya bagi yang alergi
susu sapi, ASI adalah jalan terbaik tetapi jika ASI tak keluar, bisa diganti
dengan asam amino yang direkomendasikan dan alternatif terakhir adalah susu
soya.
“Tidak ada kamus alergi
udang dilawan udang. Jika alergi terhadap sesuatu, sudah dipastikan menghindari
makanan penyebab alergi.” Tegas Prof. Budi.
Sedangkan menurut Psikolog
Anna Surti Ariani, Alergi juga menimbulkan dampak psikologis baik pada si kecil
atau orangtua, terutama para bunda. Anak yang alergi memerlukan penanganan
khusus dan harus banyak didampingi. Kadang orangtua bekerja harus cuti atau
sering absen. Kelelahan dan rasa cemas berlebihan juga kerap dirasakan orangtua.
Menurut Anna, orangtua
perlu mencari tahu wawasan tentang alergi anak, bisa dari bacaan, talkshow atau
dari sumber yang kompeten. Selain mencari wawasan, orangtua juga bisa mencari
komunitas atau perkumpulan yang mempunyai anak alergi, agar bisa bertukar
informasi dan dapat saling memberi dukungan.
Ada tiga hal yang harus
diperhatikan juga dalam upaya tanggap alergi, tiga hal yang wajib dikenali
keluarga menurut Anna adalah:
Kenali
Anak:
Teliti, apakah anak alergi terhadap sesuatu, baik makanan, cuaca atau apapun.
Kenali
Lingkungan: Lingkungan anak di sekolah, rumah dan
tempat-tempat anak berkegiatan semestinya dikenali, komunikasi juga dengan
teman-teman anak, orang tua teman anak, guru atau guru les nya. Takutnya ada
yang memberi makanan yang memicu alergi dan mereka tidak tahu.
Kenali
diri Orangtua Sendiri: Kenali diri, apakah punya riwayat
alergi atau tidak, jika punya riwayat alergi, ada tindakan untuk berjaga-jaga
dan antisipasinya dengan memberi anak makanan yang aman dan tidak memicu
alergi.
Anna juga menyarankan
supaya ketika konsultasi ke dokter, ajak anggota keluarga, mau yang inti atau
keluarga besar. Agar anggota keluarga lainnya juga tahu masalah alergi dan
tidak sembarangan memberikan makanan yang justru menjadi pemicu alergi pada
anak.
Head of Tailored Nutrition Sarihusada, dr. Maria Melissa mengatakan bahwa edukasi tentang alergi dilakukan dengan tiga cara, diantaranya edukasi langsung kepada para ibu, melalui seminar dan fun walk.
Pelepasan Balon sebagai tanda komitmen Bunda Tanggap Alergi |
Tetap Ceria |
Melengkapi dukungan
edukasi untuk masyarakat terhadap tanggap alergi, Nutricia Sarihusada menggelar
Fun Walk 2017 Langkah di Car Free Day dengan tema yang “Si Kecil Tetap Ceria
Karena Bunda Tanggap Alergi” pada 9 April 2017.
Playground |
Kemeriahan di sekitar panggung |
Fun Walk meriah,
dihadiri media, blogger, komunitas-komunitas yang ada di ibukota dan masyarakat
umum. Dalam rangkaian acara Fun Walk ini, terdapat booth-booth menarik untuk
anak-anak yang hadir. Misalnya, Playground, Lukis Wajah, Lomba Mewarnai, Fun Games, Photobooth, Konsultasi
gizi dan masih banyak lagi.
Fun Walk pun diiringi
irama perkusi yang meriah dan tidak ketinggalan Demo Masak bersama Chef
Giovanni. Masakan yang diangkat adalah Puding susu yang menyehatkan.
Talkshow |
Demo Masak |
Akhir acara, ditutup
dengan sesi talkshow bersama Prof.Budi dan Psikolog Anna Surti Ariani, masih
membahas soal Alergi anak. Pamungkas acara adalah bagi-bagi hadiah dan foto
bersama.
Buat para bunda atau
siapapun yang ingin mengetahui lebih lanjut tentang alergi anak, bisa mengakses
www.alergianak.com di sana ada narasumber
dokter yang siap menjawab pertanyaan. Silakan mendaftar. Dan layanan ini FREE!
Mari edukasi bersama dan
tanggap alergi, agar anak tetap ceria dan tumbuh kembang sempurna.
Saat ini serba enak ya teh... konsultasi anak bisa dilakukan dirmh dgn gadget kita. Jadi para Bunda bisa bertanya langsung dan mendapatkan solusinya Dr ahlinya. Jd yuk bunda manfaatkan fasilitas yg serba mudah ini
ReplyDeleteBanyak banged ya Teh informasi yang kita dapet di acara ini. Jadi tambah aware terhadap anak2 yang mengidap alergi.
ReplyDeleteSemoga dgn gerakan 3 K ini, banyak masyarakat yg semakin sadar.
Waah berarti alergi saya bisa jadi pencetus alergi ke anak ya... Emang gen dari ibu kuat. Saya alergi dingin, efeknya paling gatal2, nah anak yg kedua ini py asma sedangkan di keluarga saya ga ada yg punya riwayat asma, setelah ditelusuri, ternyata almarhum ibu mertua saya juga asma... Tapi, saya punya alergi akut sih, alergi kalau invoice ga cair, bawaannya suka pengen jajan bala-bala *eh :D :D
ReplyDelete