Workshop Skin Dewi dua tahun lalu |
Akhir 2015 saya mengikuti kelas
Skincare Organic yang diadakan oleh Skin Dewi di GKM Tower Jl.TB Simatupang.
Workshop ini kelihatan berkelas tetapi mengusung ramah lingkungan dan kembali
ke alam dalam merawat kecantikan kulit.
Dalam workshop ini, saya
diberikan teori dan praktek. Semua bahan dasar skincare terbuat dari bahan
alami yang mudah didapatkan juga bahan dasar impor yang tak terdapat di
Indonesia. Mengungkapkan bahwa tak semua bahan herbal atau organik itu aman.
Ada sebagian bahan yang justru memicu alergi juga mendatangkan racun. Maka,
dalam pemilihan bahan organik pun harus teliti dan disesuaikan dengan kondisi
kulit.
Dewi Kauw |
Suasana workshop |
Praktik membuat masker wajah dan body scrub dari kopi dan bambu |
Tanggal 11 September 2017 saya
dan beberapa teman blogger berkesempatan kembali mengikuti workshop ini,
diadakan di kediaman rumah Mba Dewi Kauw di kawasan Pantai Indah Kapuk Jakarta.
Konsep mini workshop ini, masih sama, Mba Dewi menjelaskan fungsi bahan-bahan
herbal yang dapat digunakan untuk merawat kulit.
Suasana mini workshop yang lebih
intim karena hanya dihadiri 10 Blogger dan kami bebas berbncang serta bertanya
terkait materi yang dipaparkan Mba Dewi.
Ada beberapa poin yang
disampaikan Mba Dewi dalam acara ini. Mba Dewi menceritakan awal berdirinya
Skin Dewi yang terinspirasi dari anak ke-2 nya yang mengalami masalah kulit
serius. Saat itu pertengahan Tahun 2014. Perjuangan Mba Dewi untuk menyembuhkan
anaknya sudah berbagai cara dan berbagai obat ia beli tetapi tak kunjung sembuh
juga.
Sampai akhirnya, mencoba meracik
sendiri obat untuk anaknya dengan eksplorasi bahan herbal. Mengingat latar
belakang pendidikannya adalah teknik kimia, sedikitnya ada kompetensi untuk
meracik obat sendiri. Ternyata obat racikannya berhasil membuat kondisi kulit
anaknya membaik. Dari sini, Mba Dewi tergerak untuk berbagi pengetahuan tentang
herbal yang aman dan cocok untuk kulit manusia yang punya keunikan
masing-masing. Maka, diadakanlah workshop skincare organic dengan bendera Skin
Dewi.
Untuk menambah pengetahuan dan
memperdalam skill nya, Mba Dewi
sekolah lagi ke beberapa negara mengingat ilmu yang dibutuhkan perlu lebih
dalam lagi. Mba Dewi mengenyam kembali pendidikan terkait bidang skincare dan
hal-hal berbau organik di Formula
Botanica, School Of Natural Skincare dan Robert Tisserand.
Beberapa poin yang didapat dari
acara workshop ini adalah:
Kenali Minyak-Minyakan Kosmetik
Menurut Mba Dewi, kita harus bisa
membedakan antara minyak alami dan minyak esensial. Dua minya ini berbeda lho
ternyata. Kalau sudah dengar minyak esensial ingatnya parfum saja. Minyak alami
atau natural oil lebih baik digunakan
untuk kosmetik.
Tidak semua Bahan Herbal itu Aman
Banyak yang mengartikan bahwa
bahan herbal semua aman digunakan karena tanpa kimia. Jangan salah, ada
beberapa bahan herbal yang tidak sesuai untuk kondisi kulit beberapa individu.
Jadi, sebaiknya dilakukan tes dulu pada kulit sebelum menggunakannya terlalu
banyak. Agar tak terjadi alergi atau iritasi.
Kosmetik alami juga bukan berarti
tanpa bahan kimia karena beberapa bahan kimia yang direkomendasikan sangat
membantu terbentuknya bahan kosmetik menjadi lebih sempurna.
Kesat Bukan Berarti Bersih
Ada anggapan ketika membersihkan
badan memakai sabun, jika sabun tidak berbusa dan ketika kulit dikeringkan tidak
terasa kesat, artinya masih kotor. Padahal kandungan alkali yang banyak di
dalam sabun justru memicu berkurangnya kelembapan kulit.
Jadi, mulai sekarang seharusnya
patokan kebersihan kulit usai mandi bukan diukur dari kesat atau tidaknya. Tapi
seberapa tepat minyak alami yang terkandung dalam pembersih badan tersebut.
Kenali Pemicu Alergi
Pemicu alergi kulit bisa dari
kosmetik yang digunakan, dari makanan juga cuaca. Maka, kita harus bisa
mengenali karakter kulit sendiri. Kadang pemicu alergi disebabkan oleh kosmetik
yang selama ini cocok digunakan. Tanpa sadar menjadi sumber alergi. Seperti pengalaman
ibunya Mba Dewi yang awalnya merasa cocok memakai salah satu merek body lotion
selama puluhan tahun, tiba-tiba body lotion tersebut malah menjadi pemicu
alergi.
Jika sudah terdeteksi pemicu
alerginya, maka pemakaian harus dihentikan.
Banyak lagi ilmu skincare organic
yang dibagikan Mba Dewi di acara ini, sampai kami lupa waktu karena diskusi
tanya jawab berlangsung terus tanpa henti.
Sebagai penutup, kami pun praktik
membuat masker wajah dan body scrub dari kopi dan bambu yang dihaluskan. Alami
banget.
Bahan untuk membuat masker bambu dan body scrub kopi |
Natural Oil |
Takaran harus pas |
Taraaaaa ini dia Coffee Body Scrub buatan saya |
Dan ini Masker Bambu buatan teman saya |
Kami semangat membuatnya langkah
demi langkah. Mulai mengira-ngira porsi bahan-bahan yang akan dicampur hingga
pengemasan yang hygienis. Semua bahan mudah didapat di toko. Oh ya, untuk
membuat masker wajah sebaiknya dibuat dari bambu dan untuk body scrub baru dari
kopi biji yang digiling. Ingat ya, jangan menggunakan kopi bubuk yang biasa
dibeli di warung atau supermarket tapi harus dari biji kopi yang digiling atau
ditumbuk halus.
Body Scrub dari bahan kopi
menurut Mba Dewi adalah obat untuk menghilangkan selulit di badan. Selulit bisa
hilang jika pemakaiannya teratur.
Buku ini bisa didapatkan jika mengikuti workshop Skin Dewi |
Usai praktik, kami pun makan siang, sholat dan mohon
diri. Pulang dari acara bersama Skin Dewi ini, sangat membawa manfaat sehingga
wawasan tentang herbal dan perawatan kulit menjadi bertambah. Apalagi
didapatkan langsung dari mentor berpengalaman. Terima kasih Mba Dewi Kauw atas
kesempatan yang diberikan.
Bgus bngt nih teh,,,is tau prbdaan kosmetiknya yg mengandung mercury sama yg ngga, jd lbh bs mngenai kosmetik pemicu elergi yg kita ngga tahu blmny
ReplyDeleteSalut sama semangat Mbak Dewi menuntut ilmu. Awalnya untuk membantu terapi anaknya, sekarang malah bisa membantu orang lain juga.
ReplyDeleteWaaah seru sekali teh workshopnya, bisa ikutan praktek bikin masker sm body scrub...Jadi pengen haha.
ReplyDeleteBtw bener tuh yg dikatakan sm Mba Dewi kalau nda semua herbal itu aman, karena terkait alergi jadi memang tiap orang itu berbeda-beda efeknya. Saya pun juga merasakan demikian karena kulitny tergolong kering dan sensitif jadi perawatannya juga kudu ekstra *maaf jd curcol hehe