Mengikuti berita soal rokok dan perokok sangat menarik dan selalu
saya nanti perkembangannya. Karena event
offline tema ini jarang, maka saya mencari materi melalui online hamdallah ketemu di situs https://kbr.id/ yang mana selalu menyajikanberita-berita
terkini dengan banyak informasi aktual karena menghadirkan banyak narasumber
kompeten di bidang yang dibicarakan.
Salah satunya soal kebijakan terhadap rokok dan segudang
permasalahannya. Ternyata roko tak hanya berdampak pada kesehatan saja, meluas
ke perekonomian, hubungan baik dengan sesame manusia dan lebih luas lagi.
Salah satu bahasan yang diangkat
oleh Radio KBR yang mengangkat inisiatif Pemerintah Daerah Karawang Jawa Barat
dalam upaya mengurangi perokok di sana. Diadakan di Hotel Mercure Karawang dan
menghadirkan Narasumber Dr. Renny Nurhasanah
Manajer Program Pengendalian Tembakau dan Peneliti Pusat Kajian Jaminan Sosial
Universitas Indonesia - PKJS UI, Plt Kepala Dinas Kesehatan Karawang, Nurdin
Hidayat dan Samsuri SIP MM Asda Pemda Karawang.
Dalam Talkshow Ruang Publik KBR ini, menyoroti
masyarakat penerima bantuan Program Keluarga Harapan (PKH). Apa lagi di
Karawang Jawa Barat sudah lebih dari 60 Ribu penerima bantuan tersebut tanpa
terkontrol dengan baik penggunaannya.
Karena sejak 2016 Karawang sudah
menggencarkan dan menetapkan aturan daerah bebas asap rokok, ketegasan ini
dibanrengi dengan sosialisasi lebih ke akar rumput. Dengan mengevaluasi kembali
masyarakat penerima bantuan PKH agar dana bantuan yang diterimanya digunakan
untuk keperluan keluarganya yang sangat pokok dan penting. Yaitu kebutuhan
makanan, dengan memenuhi nutrisi lengkap dan hal lainnya.
Menurut temuan dan kajian yang
dilakukan Dr. Renny Nurhasanah, prevalensi
perokok berpendapatan rendah meningkat, penerima bantuan beras pun ditemukan
mengonsumsi rokok setidaknya 4-5 batang per minggu. Selain itu, ditemukan juga
banyak rumah tangga penerima bantuan tersebut yang terpapar polusi batang rokok
berpotensi penyakit.
Dr. Renny memberi catatan penting
untuk pemerintah pusat yang berkontribusi memberi bantuan sosial ini agar lebih
tegas dalam memberikan komitmen bahwa bantuan yang diterima oleh masyarakat
harus digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga yang utama. Bukan dibelikan
rokok.
Dana bantuan PKH dinilai baik
bahkan tren nya naik setiap tahunnya, mengurangi kemiskinan 1 digit. Ini adalah
suatu apresiasi yang baik. Namun patut menjadi pertimbangan juga agar
ditambahkan kebijakan tegas bagi penerima bantuan sosial ini dalam surat
perjanjian agar tidak dibelikan rokok. Karena dana bantuan sangat berkolerasi
aktif dengan rokok.
Sering ditemukan kenyataan
tersebut di lingkungan penerima bantuan tunai. Mereka merasa ada uang buat membeli rokok bahkan tidak peduli apakah
keluarganya sudah tercukupi kebutuhannya atau belum? Parahnya lagi, kadang
mereka menyuruh anak-anaknya membeli rokok ke warung. Tentu saja ini kompleks
masalahnya. Sudah dana kebutuhan rumah tangga berkurang karena dibelikan rokok,
rumah terpapar asap rokok dan anggota keluarga berpotensi kena penyakit akibat
asap rokok.
Dalam hal ini, Bapak Samsuri dari
Pemda Karawang menginformasikan inisiatif yang dilakukan untuk mewujudkan
Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di Karawang. Merujuk pada Perda No 5 Tahun 2016
tentang kawasan tanpa rokok, diperkuat dengan peraturan bupati No79 Tahun 2017.
“Rokok penyebab sakit paru-paru
yang endemik dan mematikan no 3 di Indonesia. Selayaknya kawasan bebas rokok
lebih digencarkan lagi. Di Karawang selain sosialisasi langsung, telah
dilakukan juga kampanye melalui video dan sosialisasi langsung ke sopir-sopir
angkot.” Kata Pak Samsuri.
“Regulasi pemasangan baliho dan
segala macam visual terkait rokok di jalan-jalan protokol di Karawang juga
sudah dilakukan dan berjalan sesuai dengan tujuannya. Di mall menyediakan
ruangan bebas rokok dan smooking area,
setiap orang dalam bus juga harus masuk ke ruangan kecil jika ingin merokok.
Kendaraan umum, fasilitas umum, semuanya diatur perda terkait masalah rokok
ini. Sanksi berupa denda maksimal 5 Juta.” Tambah Pak Samsuri.
Sementara Kepala
Dinas Kesehatan Karawang, Nurdin Hidayat, menegaskan agar masyarakat sendiri
mempunyai kesadaran penuh atas rokok ini. Karena jika sendiri sakit, keluarga
sakit, yang susah juga siapa lagi? Apalagi jika banyak anak di bawah usia 15
tahun terpapar penyakit akibat asap rokok penyakitnya sama parah dengan orang
dewasa yang terpapar rokok.
Bapak Nurdin mengatakan bahwa
mengubah perilaku perokok perlu waktu dan langkah awal sudah dilakuakn melalui
sosialisasi massif di Karawang. Dengan melakukan kegiatan di perkantoran,
institusi dan 519 titik tempat. Di Karawang untuk sosialisasi sudah mencapai
92%.
Sangat menarik inisiatif Pemda
Karawang yang sosialisasinya hingga akar rumput. Saya setuju sekali jika
sosialisasi langsung ke masyarakat hingga akarnya. Seperti sosialisasi ke sopir
angkot, ini tepat sekali mengingat di mana pun selain di Karawang juga perokok
di angkot sangat banyak dan angkot menjadi tempat yang tak terkontrol buat para
perokok.
Pengalaman saya dan banyak teman
pun sering menemukan kejadian perokok di angkot yang akhirnya berujung
perdebatan dan hubungan tidak baik sesame manusia. Jika sopir angkot terlibat
dalam kebijakan ini, berkurangnya perokok di fasilitas publik, tentu saja akan
banyak membantu jika sopir angkot ikut mengkampanyekannya. Dan sopir nya
sendiri tidak merokok tentunya.
Dalam akhir sesi talkshow ini,semua narasumber
berkesimpulan bahwa untuk menuju harapan kawasan bebas rokok, diperlukan banyak
tambahan kebijakan untuk hal-hal substansial lainnya yang berkaitan erat dengan
potensi meningkatnya perokok aktif.
Dianatanya menaikkan harga rokok,
cukai rokok hingga 75% dan untuk para penerima bantuan PKH diharapkan
komitmennya untuk menaati peraturan bahwa dana yang diterimanya harus
dipergunakan untuk keluarga sebaik mungkin. Tidak dibelikan rokok apalagi
belinya menyuruh anak.
Semoga inisiatif Pemda Karawang
dapat menjadi inspirasi daerah-daerah lainnya untuk menerapkan kebijakan
kawasan bebas rokok yang memberi banyak dampak positifnya.
blognya sangat bermanfaat sekali.
ReplyDeleteOhiya jangan lupa kunjungi website kami di www.tasidola.com, kami mnerima berbagai macam pesanan tas seminar,diklat,promosi dll...Terima Kasih :)
Hi Guys,
ReplyDeleteCheckout the best dining table nz
Very good post. LEGO Toys
ReplyDelete