ki-ka: Uchita Pohan, Riana Bismarak dan Dipa Andika |
Menata keuangan pribadi sudah
dilakukan sejak saya masih pekerja kantoran hingga kini saat menjadi freelancer. Tetapi, belum maksimal dan
terasa ada yang salah. Masalahnya, saya suka kecolongan dengan
pengeluaran-pengeluaran spontan yang sebenarnya gak perlu-perlu banget.
Padahal, saya masih perlu
mengumpulkan tabungan untuk berbagai hal prioritas yang belum tercapai. Rumah
sendiri memang sudah lunas, tapi saya pengin dong punya rumah yang dekat ke
Ibukota, biar mudah saat beraktivitas, lalu tabungan haji alhamdulillah sudah
didaftarkan, tapi saya penginnya gak nunggu masa antrean 15 tahun itu. Artinya,
saya harus nabung kenceng lagi biar dapat kuota haji plus. Terus, saya juga
pengin nambahin tabungan pendidikan anak yang sudah ada supaya lebih tenang.
Anggaplah prioritas-prioritas
yang saya tuliskan di atas itu adalah sebagai catatan pengingat dan barometer
financial plan yang harus saya atur lebih baik lagi.
Di tengah kegelisahan ini, saya
beruntung mendapat undangan acara edukasi #FUNancial
untuk mendapat #YangKamuMau yang diselenggarakan oleh Home Credit Indonesia.
Mengangkat tema “ Show Me The Money:
Smart Financial MovesTo Achieve Your Goals” pada 23 November 2019 di
Dhonika eatery Jakarta.
Dengan kekuatan, mata masih
ngantuk, di pagi itu. Karena baru landing jam 2 pagi dari Manila, saya bergegas
datang ke acara yang sudah saya nantikan ini. Kalau sampai dilewatkan, bisa
rugi! Soalnya, materinya sangat dibutuhkan.
Sebelum berangkat ke materi Financial Planner, kita kenalan dulu dengan
Home Credit yang telah berinisiatif menyelenggarakan edukasi bermanfaat ini.
Home Credit berdiri di Indonesia pada 2013 menyediakan pembiayaan langsung di
toko untuk konsumen yang membeli barang-barang elektronik, gadget peralatan rumah tangga. Sejak 2017, perusahaannya melakukan
ekspansi ke beberapa kota di seluruh Indonesia.
Freya Pradieta |
Freya Pradieta, dari Home Credit menyatakan data dari Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) bahwa 70% dari penduduk Indonesia belum teredukasi soal
pengelolaan keuangan. Banyak informasi edukasi keuangan yang belum tersampaikan
dengan baik kepada masyarakat secara merata.
Apa lagi untuk anak muda yang
kebanyakan enggan bahkan tak tertarik untuk belajar financial planner dengan
alasan membosankan, cenderung susah dimengerti dan memusingkan karena dari satu
narasumber ke narasumber lain, cenderung berbeda paparannya.
Oleh karena itu, Home Credit
Indonesia menyelenggarakan acara #FUNancial yang bertujuan mengedukasi generasi
muda untuk belajar keuangan secara fun. Generasi
muda wajib mampu mengelola keuangannya sendiri agar dapat berinvestasi untuk
bekalnya di masa depan.
Dua Narasumber kompeten, Dipa Andika (Financial Planner) dan Riana Bismarak (Founder Belowcepek.com)
memberikan wawasan soal pengelolaan keuangan yang aplikatif, mudah dimengerti dan
tepat sasaran. Bukan hanya buat anak milenial dan Gen Z saja, buat saya yang
lahir di perbatasan akhir Generasi X menuju milenial, sangat cocok juga
memperoleh semua advice yang
dibagikan dua narasumber tersebut. Mengingat tuntutan kerja saya yang banyak
berhubungan dengan dua generasi tersebut, menuntut penyesuaian-penyesuaian
kondisi. Termasuk dalam hal perencanaan keuangan.
Dipa Andika langsung memberikan
materinya, diawali dengan menggambarkan contoh perilaku anak muda yang hobi
beli minuman boba dan sejenisnya secara rutin setiap hari. Juga gaya hidup yang
dirasa kurang menunjang nilai hidupnya, wajib dipangkas supaya menambah nilai
lagi.
Dipa, seorang entrepreneur yang
juga mampu mengelola Hahaha Corporation, piawai juga menjadi Financial Planner.
Oleh karena itu, tak diragukan semua tips yang dibagikannya. Karena semuanya
teraplikasikan dalam kehidupan Dipa yang terukur finansialnya.
TIPS Financial Planner Dipa Andika
Mari kita simak tips dari Dika
Andika soal pengelolaan perencanaan keuangan:
Mencatat, Dipa menganjurkan setiap pemasukan dan pengeluaran harus
dicatat. Terserah, mau dicatat di buku, aplikasi atau apapun.
Kelompokkan Tabungan, Ini merupakan aturan penting dalam perencanaan
keuangan. Antara keuanganpribadi, keluarga dan pekerjaan harus dipisah jika tak
mau tekor atau boros. Keuangan bisa disimpan dalam rekening tabungan berbeda.
Bagi pekerja di perusahaan, saat
gajian bisa dipilah, masuk tabungan untuk keperluannya sehari-hari, tabungan
pribadi dan dana-dana darurat untuk keluarga. Sementara untuk pekerja
freelancer, Dipa menyarankan setiap menerima penghasilan dari suatu pekerjaan,
sebaiknya ditampung dulu di rekening utama tempat cashflow.
Jadi, freelancer itu kan dasarnya
berpenghasilan kadang besar, kecil, ada atau lagi sepi. Tak menentu seperti
ketika bekerja di perusahaan. Jadi, harus ada upaya untuk back up di saat job sepi.
Bagi freelancer, upayakan
mempunyai rekening tabungan lebih dari satu. Jadi, setiap bulannya pakai sistem
penggajian diri sendiri. Ditransfer dari rekening utama ke rekening lainnya.
Metode ini, akan mempermudah alur kas dan lebih rapi serta terkontrol.
Untuk saran dari Dipa ini, saya
sudah melakukannya. Setiap bulan, saya menggaji diri sendiri dan tak mencampur
tabungan pribadi dengan pekerjaan. Demikian, taka da kata kecolongan atau
ketika mampir di mall, niatnya gak belanja malah beli baju atau sepatu yang di
luar rencana anggaran. Ini bahaya tentunya. Sebisa mungkin, ATM untuk rekening
utama tidak dibawa-bawa.
Hindari Latte Factors, Jleb banget
saat Dipa membahas ini, ternyata yang disebut Latte Factors. Itu adalah pengeluaran yang tanpa disadari menguras
kantong. Kelihatannya sepele, namun jika dikalkulasikan per bulannya, bisa
cukup buat investasi.
Dipa memberikan contoh Latte Factors ini, misalnya, pesen
kopi-kopian, nongkrong cantik yang cenderung keseringan di kafe tanpa tujuan,
saat beli keperluan ke supermarket atau minimarket, selalu beli sesuatu yang
tak dibutuhkan, misalnya beli air mineral, padahal di rumah ada dan pulang juga
pasti akan minum, lalu belanja ekstra camilan atau keseringan beli makan di
luar. Mulai sekarang, hal-hal seperti ini wajib dihindari. Karena saying, jika
uang gak ketahuan ke mana, tahunya dibelikan sesuatu yang tidak dibutuhkan.
Malah masih tersedia di rumah.
Dana Darurat, Untuk dana ini, Dipa menyarankan dalam bentuk
deposito, reksadana atau tabungan emas atau emas batangan. Mana saja yang mudah
dicairkan dan gak ribet. Besaran dana darurat juga tergantung dari jumlah
keluarga yang ada sehingga besarannya bisa menyesuaikan.
Perlukah dana darurat? Ya perlu
dong, kita gak pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Ketika
tiba-tiba ada biaya sumbangan yang harus dibayar di lingkungan rumah atau
sekolah anak, atau amit-amit-nya jika
ada keperluan berobat karena kecelakaan atau
kemalangan lainnya, atau membludaknya undangan hajatan dan lain-lain, bisa
ambil dana darurat ini.
Tak ketinggalan Asuransi penting sekali sebagai payung
di masa depan. Terutama Asuransi Jiwa dan kesehatan. Yang dapat meng-cover biaya jika amit-amit terjadi lagi sesuatu yang tak diinginkan.
Kenyang dengan materi dari Dipa
Andika, giliran Riana Bismarak.
Founder Belowcepek.com yang selalu tampil modis ini, sangat concern dan
disiplin juga mengatur keuangannya. Riana sudah terbiasa disiplin sejak kecil.
Dalam memperoleh penghasilan,
Riana menyarankan supaya tak harus fokus selalu menjadi entrepreneur baginya, bekerja di perusahaan juga sangat berpotensi
mendatangkan banyak peluang bagus dalam berkarir.
Riana juga membagikan tips gaya
hidup yang tertata dan disiplin agar output yang didapat maksimal.
Terima kasih Home Credit, sudah
memberikan banyak ilmu bermanfaat dan tepat guna buat kami yang sering
kecolongan dalam pengeluaran. Mudah-mudahan setelah acara ini, lebih konsistenm
dalam mengatur financial yang lebih baik.
Bersama Komunitas Indonesian Social Blogpreneur (ISB) |
Untuk keseruan selanjutnya, nantikan acara
serupa bersama Home Credit Indonesia di dua kota berikutnya yang akan
dilaksanakan pada Desember 2019. Silakan intip terus sosial media @HomeCreditID
di Instagram dan Twitter nya agar tak ketinggalan mendaftar.
Benar sekali Mbak, menata keuangan pribadi itu memang sangat diperlukan.
ReplyDeleteWah, acara yang sangat bermanfaat ya Mbak, bisa berbagi ilmu dan tips.
ReplyDeleteTerima kasih banyak Mbak sudah berbagi informasi yang sangat bermanfaat ini.
ReplyDeleteBenar sekali Mbak, mencatat pemasukan dan pengeluaran itu memang sangat penting.
ReplyDeleteWah, semoga acara yang sangat bagus seperti ini bisa segera hadir di kota saya.
ReplyDeleteYang dibilang Dipa di acara penyuluhan keuangannya Home Crrdit itu memang bener sih. Sekarang saya akhirnya punya minimal 2 rekening tabungan. Satu rekening untuk tabungan seumur hidup, satu rekening lainnya untuk parkir duit sebelum masuk e-wallets. E-wallets ini yang justru jadi alat pembayaran saya sehari-hari, karena fungsinya nggak cuman buat bayar konsumsi, tapi juga sebagai alat pencatatan pengeluaran bocor halus.
ReplyDeleteWahhh dari Manila langsung meluncur datang ke acara yg padat ilmu pengetahuan begini pasti menyenangkan ya Teh. Lelah nya terobati dengan tahu rangkuman ilmu dari narsum yg sudh berpengalaman dalam mengatur keuangannya.
ReplyDeleteBener banget kadang hal kecil kalau dirasa g perlu ujung2nya akan menambah pengeluaran yg semestinya bisa dihindari ya. Beli camilan, beli air mineral, nongko di cafe, beli kopi biar kekinian...bener banget hal remeh temeh yg bikin jebol kantong lama-lama.
Btw diriku belum bisa praktekkin ilmunya nih, dimana menggaji diri sendiri setiap bulan seperti yg Teh Ani sudah lakukan. Harus dicontoh hal positif seperti ini. Terutama disiplin ya dalam mengatur keuangan, makasih sharingnya.
aku belum bisa nolak latte factor nih. emang sih akunya ga ngopi, tapi banyak jajan ahaha.
ReplyDeletesama teh, aku jg lagi nunggu panggilan naik haji. semoga nggak pake lama ya, aamiin
Wah cocok banget nih tipsnyaa teh. Sekarang jadi anak kostan jadi harus pinter-pinter nyimpan uang biar sampek di akhir bulan heuu
ReplyDeleteAku juga hadir teh hehe acaranya emang Fu belajar Literasi jadi menyenangkan. Soak latte factor emang jleb banget, aku menyadari Masih suka Bocor juga, harus lebih konsisten mengurangi Bocor alus nih hehe.
ReplyDeleteTips nya mas Dipa dan sharingnya mbak Riana ini easy tapi butuh perjuangan untuk actionnya hehehe aku coba ikuti rumus persentase keuangannya, semoga bisa terealisasi impianku :)
ReplyDeleteBanyak ilmu banget ni acaranya, selalu menarik dengan materi tentang pengelolaan keuangan. Dan setuju ya uang harus ada kelompoknya supaya semua kebutuhan terpenuhi.
ReplyDeleteSebagai seorang freelance yang penghasilan tak menentu, saya memang sering tergoda membeli ini itu Mbak Ani. Padahal setelah dibeli, eh.. kok ternyata tidak terlalu sangat..sangat dibutuhkan hehehe. Makanya benar seperti Mbak Ani, perlu ada catatan prioritas, agar pas tergoda, langsung ingat catatan prioritas-prioritas itu.
ReplyDeleteDan ini acaranya seru. Dan sebenarnya bukan cuma buat anak muda, tpai semua kalangan. Intinya kelola keuangan dengan baik dan bijak, agar bisa bermanfaat di masa mendatang.
Acara FUNancial memang seru. Apalagi pas dijelaskan tentang latte factor. Kayaknya saya masih suka ada bocor halusnya
ReplyDeleteSebagai ibu rumah tangga mengelola keuangan juga sangat penting sehingga seperti dijelaskan di atas jangan sampai terjadi kecurangan terhadap tabungan karena untuk membeli barang-barang yang yang kurang dibutuhkan
ReplyDeleteUntuk bisa mengelola keuangan dengan cara mengelompokkan tabungan bagi saya masih sulit karena apa yang saya dapatkan ya saya pakai dan tentunya dengan sedikit menabung
ReplyDeletePerencanaan keuangan tentu bisa membantu mencapai tujuan keuangan asal dijalankan dengan disiplin dan kontrol yang baik
ReplyDelete