Pusing dengan banyaknya tugas domestik, pekerjaan utama, mengurus komunitas dan membuat program untuk portal perempuan yang saya bangun bersama tim, membuat saya tak sempat baca buku, nonton film atau sekadar ngobrol bersama teman. Semua terkungkung dalam rutinitas yang tak berjeda itu.
Ditambah pandemi yang datang
tiba-tiba, membuat semua yang sudah terencana porakporanda, bikin kalut dan
sedikit bad mood. Aktivitas jadi bertambah
apalagi anak mulai belajar di rumah memerlukan pendampingan juga. Berarti
rutinitas kian berdesakan dan setiap hari berpacu dengan waktu. Berkejaran dengan
target dan di satu titik kejenuhan itu hinggap. Ini adalah masalah yang kerap
saya alami bahkan sebelum pandemi muncul. Sikap multitasking saya yang kebablasan yang membuat saya tidak fokus dan
merasa capek sendiri.
Beruntung saya menyaksikan Instagram Live di akun @Homecreditid
bersama Mas Adjie Santosoputro,
praktisi mindfulness yang kerap saya
ikuti juga setiap sharing-nya di
instagram bahkan saat event offline
beberapa kali bertemu. Selalu memberikan pencerahan. Termasuk masalah saya yang
diceritakan di atas. Sebenarnya tak dicurhatkan di mana pun tetapi di acara FUN Talk ini dibahas. Karena rupanya
sudah menjadi kejadian umum. Walau ceritanya berbeda.
Menurut Mas Adjie, semua
kesibukan itu perlu dipilah sesuai prioritas, kurangi distraksi dan sejenak
hening. Namanya pekerjaan tak akan pernah ada ujungnya. Beri hak diri untuk
diam sesaat. Contoh kecil, saat melakukan pekerjaan, off dulu sosial media, supaya tidak capek bolak balik fokusnya, ini
saya coba praktekkan. Yes it work!
Saya jadi fokus pada pekerjaan dan cepat selesai. Tidak lelah seperti biasanya.
Ini yang disebut ringan langkah dan dapat maju bersama jika dipraktekkan. Gak
susah sebenarnya melakukan ini, hanya perlu komitmen kuat.
Saya pun sudah mengurangi nonton
youtube yang bikin saya mager dan mengganggu pekerjaan, mengurangi aktivitas
sosial media yang tidak perlu dengan detoks sosial media dan fokus pada
prioritas sehingga semakin produktif dan karya menjadi berkualitas.
Cemas dan Overthinking
Cemas adalah kata yang
mendominasi siapapun saat ini. Takut tak terpenuhi kebutuhan, takut sakit
berkepanjangan, khawatir dengan ketersediaan pekerjaan dan masih banyak lagi
yang mendorong pikiran untuk selalu cemas berlebihan. Akhirnya berdampak pada
tubuh yang imunnya semakin menurun dan jatuh sakit. Membuat overthinking yang sebenarnya belum tentu
apa yang dipikirkan tersebut akan terjadi.
Perlu kesadaran penuh hadir utuh di sini kini ini adalah kalimat yang
selalu saya ingat dari Mas Adjie di setiap sharing-nya
sehingga tidak harus terlalu banyak memikirkan masa lalu atau masa depan yang
belum terjadi. Yang perlu dipikirkan adalah sekarang, waktu yang sedang
dijalani.
Dengan menjalani apa yang ada di
depan mata, beban pikiran dan sampah memori pun akan berkurang. Lagi-lagi ini
adalah upaya untuk ringan langkah untuk lebih produktif lagi.
Menurut Mas Adjie, saat kita
merasa cemas atau khawatir dengan berpikir hari esok harus bagaimana, itu boleh
saja, selagi punya rasa cemas yang wajar, tak masalah. Rangkul rasa cemas itu,
biarkan terjadi lalu refleksi dari rasa cemas itu untuk dijadikan acuan dalam
mencari solusi. Intinya harus bisa berdamai dengan rasa cemas itu sendiri.
Beri Hak Atas Tubuh Dan Pikiran Untuk Istirahat
Jika perasaan cemas dan overthinking tak ditangani dengat tepat,
akhirnya, kondisi yang lelah namun tak kunjung ada celah untuk rehat itu akan terlampiasan
pada mendramatisir keadaan. Orang yang ada di rumah kerap menjadi pelampiasan,
timbullah kekacauan dan ada yang terluka. Padahal, jika mau santai sejenak dan
mau mengatur napas dan sejenak hening seperti kata Mas Adjie Santosoputro,
keadaan penuh emosional itu tidak perlu dibesar-besarkan. Hanya perlu tips
sederhana untuk mengatasi kekalutan itu.
Mas Adjie menyarankan setiap kita
merasakan ketidaknyamanan saat diliputi kecemasan dan ketakutan, supaya sering melakukan
atur napas dengan baik. Tarik napas dalam-dalam lalu embuskan perlahan. Atau
bisa meditasi ringan, dengan mengambil posisi duduk tegak, konsentrasi dan
rasakan ketenangannya. Isi energi dan lapangkan pikiran. Terus latih dan
konsistenkan setiap hari.
Berikan kesempatan untuk darah
mengalir dengan lancar, urat mengendur, pikiran tidak melayang ke mana-mana dan
kesadaran benar-benar utuh.
Produktif dan Stabil di Masa Pandemi
Mas Adjie juga berbagi tips
supaya tetap produktif di masa pandemi adalah dengan tetap konsisten produktif
berkarya apa saja yang diminati dan suka saat mengerjakannya. Jika ini
dilakukan, perasaan bahagia akan hinggap selalu. Dan jika bahagia terus, imun
pun akan lebih kuat dan mampu menangkal penyakit.
Saya pun sudah mempraktekkan ini
sejak lima bulan lalu, saat kondisi dinyatakan pandemi, saya putar otak untuk
berinovasi dalam pekerjaan. Alhamdulillah saya masih bisa bekerja dari rumah
dengan menjadi content writer dan handle banyak program virtual untuk
komunitas yang saya kelola. Selain itu, saya pun masih bisa berbagi melalui workshop blog secara online. Hal ini membuat saya terasa
lebih hidup dan kesibukan hampir sama dengan sebelum masa pandemi.
Mengobati rasa rindu pertemuan
dengan keluarga dan teman, cukup dilakukan dengan videocall atau berkumpul di aplikasi. Ini sangat memberikan
kesenangan tersendiri. Ditambah koleksi tanaman di halaman bertambah sebagai
sarana refreshing.
Tak lupa juga, sekarang ada ada
program Fun Talk nya Home Credit yang bisa jadi inspirasi untuk memacu
karya supaya lebih semanga lagi. Ayo Maju Bersama!
setuju mba ambil istirahat di sela sela pekerjaan perlu juga, kalau nuruti kerjaan memang nggak ada ujungnya. kadang detoks dari sosmed juga perlu, biar balance juga otak ini
ReplyDeleteSeperti yang tadi Teh Ani smoaikan diatas tadi, komitmen dan konsistensi dalam menerapkan mindfulness ini yang diperlukan yah teh, karena mempraktekkan nya nggak begitu sulit. Aku pun sudah mulai mencoba menerapkannha teh, biar kondisi seperti sekarang tak membuat kalut pikiran. Nuhun utk sharringnya teh ;)
ReplyDeleteBetul ya. Sepertinya aku juga harus coba sadari napas ini setelah ikut IG Live mas Adjie kemarin. Kayanya bakal bisa bantu buat pikiran lebih tenang. Yuk ka kita coba 😁
ReplyDeleteAku juga follow twitter mas Adjie ini, Teh. Suka sama cuitannya, banyak yg bisa diikuti.
ReplyDeleteBeruntung bisa ikutan acara ini ya Teh, jadi tahu metode mindfulness untuk membantu menenangkan pikiran dan perasaan. Saya juga sudah coba ni Teh, smg saja bisa terus konsisten. Semangaat!
ReplyDeleteSetuju teh saat melakukan pekerjaan, sebaiknya off sosial media dulu biar fokus. Kalau sosial media nggak off dikit-dikit lihat notif
ReplyDeleteSeru banget yaaa mba. Semoga next dapat ilmu yg bermanfaat lagi..
ReplyDeleteOverthinking nih bikin aku bikin cemas. Ga sampe mendramatisir sih tapi benar-benar bikin pikiran lelah. Ujung-ujungnya jadi cemas berlebihan. Melatih Mindfulness ternyata banyak banget manfaatnya. Thanks for sharing teh.
ReplyDeletePertama kali tahu Mas Adjie ini ya pas Fun Talk kemarin. Ya ampun..saya ke mana aja ya kemarin wkwkwk.. Dan baru pertama kali dengar materi yang disampaikan, aih langsung banyak banget insight yang didapat. Kerenlah pokoknya Mas Adjie~
ReplyDeleteMemberi waktu utk tubuh dan pikiran memang perlu bgt ya Teh agar bisa kembali fokus ke pekerjaan atau sesuatu yg kita kerjakan. Dg sadar nafas bisa bantu utk mengurangi kecemasan juga. Makasih atas sharingnya Teh :)
ReplyDeleteahh kerasa banget teh, 6 bulan ini pola hidup berubah drastis, dipaksa untuk beradaptasi cepat. Kalau tidak pintar mengelolanya, stress sendiri rasanya ya teh.
ReplyDeleteVi juga merasakan hal yang sama, Teh. Rasa lelah berkepanjangan dan terutama stres menghadapi impitan ekonomi. Sekarang media meditasinya makin sering berkebun. Jadi ingat jarus meditasi yang hening hadir utuh itu ya. Semangat terus, Teh :)
ReplyDeleteYa ampun beruntung banget ketemu tulisan ini. Akhir-akhir ini aku lumayan stress juga, karena laptop yang bermasalah, biaya servisnya lumayan dan anak lagi rewel. Buatku stress itu dapat menyebabkan sariawan huhu. Harus tenangin diri nih, jangan cemas-cemas berlebihan.
ReplyDeleteMemang terkadang kita tak sadar dengan banyaknya kesibukan yang menguras energi berlebihan. Tetap harus ada berhenti sejenaknya. Terima kasih sharing nya Teh
ReplyDeleteAku pernah sakit mentalnya karena terkuras energi beelebihan di kantor kak
ReplyDeleteemang kadang tanpa kita sadari kita sering cemas berlebihan ya Teh, aku baru tau ternyata bisa menurunkan imun ya.. Huhu. Makasi sharingnya ga Teh..
ReplyDeletebenar ya Teh, kalau cemas berlebih juga itu jadinya malah berdampak buruk malah, imun jadi turun dan drop, duuh.
ReplyDeletenoted nih tips-tipsnya, upss saya belum follow Mas Adjie ini, cuss ahh langsung difollow biar gak ketinggalan lagi ilmu daging seperti ini, makasih ya Teh :)
Mengelola pikiran ini sudah banget. Pengen bisa bersih dari penyakit hati. Tapi susah. Terimakasih artikelnya Teh. Saya harus masih banyak belajar
ReplyDeleteKemarin ngerasain banget teh. Khawatir kalo ada anggota keluarga ada yang kena wabah. Udah gitu merasa semuanya harus bisa dihandle sebaik mungkin. Ngasih target ketinggian untuk diri sendiri. Sekarang berusaha selow dan berusaha khusyuk dalam ibadah. Pengen melambatkan ritme hidup biar bisa menikmati ibadah dan hidup
ReplyDeleteDuh jadi inget awal-awal pandemi. Aku stres banget deh teh. Parno sama keadaan, khawatir sama orang tua, dan pusing dengan pendapatan suami yang banyak menurun. Padahal anak-anak masuk sekolah baru. Yang gede mau kuliah, yang kedua mau ke SMA. Sampe-sampe tidur aja sering kebangun inget itu semua. Tapi seiring waktu, mulai menyadari dan menerima. Dan sekarang mencoba menikmati. Alhamdulillah jadi ringan.
ReplyDeleteMemberikan diri untuk menjeda dan waktu istirahat menjadi salah satu kunci bagi saya agar tetap good mood, termasuk mengurangi penggunaan medsos saat sedang mengerjakan pekerjaan lain.
ReplyDeleteTerima kasih banyak sharing-nya Teh.
Aku baca bukunya Mas Adjie.
ReplyDeleteAlhamdulillah,
Sederhana dan membumi.
Namun harus benar-benar diterapkan agar terasa efeknya.
Haturnuhun teh Ani, sudah berbagi.
Gak berasa udah 6 bulan ya teh, kita hidup begini.. Emang penting banget kesehatan mental di masa pandemi begini. Harus tetep 'waras' biar produktif dan bisa beraktivitad
ReplyDeleteBetul mba Jika perasaan kita cemas dan overthinking itu tak bisa ditangani dengan tepat maka pada akhirnya, kondisi yang lelah namun tak kunjung ada celah untuk rehat itu akan terlampiasan pada mendramatisir keadaan.
ReplyDeleteMba Makasih Sharingnya🙏🙂