Indonesia menurut catatan UNESCO berada di tingkat nomor dua terbawah dunia untuk kemampuan literasinya. Pernyataan ini dikemukakan oleh MC Rachel pada acara peluncuran website www.tularnalar.id pada 4 Maret 2021 melalui daring. Sebagai bagian dari pegiat literasi, saya cukup tertegun dan campur aduk mendengar pernyataan ini, antara rasa prihatin, malu dan penasaran dengan berbagai hambatan yang dihadapi masyarakat Indonesia dalam penguasaan literasi dalam kehidupan sehari-harinya.
Sambil menyimak paparan narasumber
dari Tular Nalar, Kemendikbud, Kominfo, Google.org, MAFINDO dan MAARIF
Institute di acara daring ini, saya flashback
ke beberapa kejadian yang berhubungan dengan rendahnya pemahaman literasi
pada sebagian besar masyarakat Indonesia. Terlihat dari kejadian ketika
seseorang membaca berita kemudian reaktif. Jika mendapati berita tersebut
menyulut emosi, dia akan menyebarkannya sambil mencari dukungan untuk
mengompori teman-temannya agar ikut ricuh menyikapi berita tersebut.
Lalu, tak jauh dari lingkungan
keseharian, saat grup chat keluarga dibombardir dengan artikel-artikel yang
dibagikan oleh anggota keluarga besar tanpa disaring dan diverifikasi dulu.
Membuat kericuhan semakin menjadi. Mengingat ada yang percaya juga tidak. Dan
perbedaan pendapat ini kadang membuat perpecahan keluarga.
Informasi-informasi yang tersebar
yang tidak terverifikasi kebenarannya kadang dapat menyesatkan. Misalnya, untuk
informasi kesehatan di masa pandemi ini, masih banyak mitosnya yang tersebar
dibanding wawasan yang benar. Lalu untuk soal pendidikan dan bahan ajar yang
saat ini sedang dieksplor oleh orang tua dan murid sebagai bahan tambahan
materi pelajaran yang ditugaskan oleh sekolah dalam masa pembelajaran jarak
jauh ini.
Maka dari itu, MAARIF Institute,
MAFINDO dan Love Frankie menginisiasi Tular
Nalar sebagai sarana untuk belajar dan mengasah literasi masyarakat dari
berbagai kalangan supaya dapat menelaah semua informasi yang didapatkannya.
Sehingga tidak terjebak dalam kondisi yang menyesatkan. Begitu pula bagi para
pembuat konten agar selalu membagikan konten yang bermanfaat dan kebenarannya
isinya tidak diragukan. Tular Nalar didukung oleh Google.org sebagai penguat dalam
memerangi misinformasi dan disinformasi terhadap informasi-informasi yang
dikonsumsi masyarakat.
Ada Apa Saja di Tular Nalar
Ini asyiknya belajar di
tularnalar.id, karena saat kita menjelajahi fitur-fitur yang ada, baik di
website dan aplikasinya, jadi bisa belajar bagaimana caranya memahami suatu
isu. Bukan hanya membaca materi pada umumnya namun disertai quiz dan bagaimana
cara memahaminya secara lebih dalam. Semua rasa penasaran dapat dituntaskan dalam
satu sesi. Jadi, ke depannya dapat terbiasa memahami sesuatu dengan memandang
dari berbagai sisi dan mencari tahu lebih banyak lagi informasi-informasi yang
berkaitan dengan konten yang kita terima.
Dalam tularnalar.id tersedia bagi
yang ingin Belajar Online dan untuk Pengajar semua bahannya dikemas dengan
apik dan mudah diaplikasikan namun kualitasnya sangat teruji da nada pembeda
dengan situs-situs edukasi lainnya.
Dalam belajar online maupun untuk
pengajar, kita bisa mendalami soal Berdaya
Internet, Internet dan Ruang Kelas, Internet dan Kesehatan, Menjadi Warga
Digital, Internet dan Keluarga, Internet Damai, Internet dan Siaga Bencana dan Internet Merangkul Bersama. Semua
bahan ajar tersebut dapat diunduh secara gratis dan dipergunakan untuk bahan
belajar sendiri secara online maupun untuk mengajar.
Meningkatkan Kualitas Belajar Daring
Tular Nalar memfasilitasi siswa,
guru, dosen dan masyarakat umum untuk mendalami literasi digital dengan
kemampuan yang dapat dilatih hingga praktik langsung dengan menggunakan
panduang yang ada pada websitenya. Menurut Khelmy K Pribadi, Direktur Program MAARIF
Institute, dengan bantuan panduan dari tularnalar.id semua dapat belajar
dengan praktis hingga terampil berpikir kritis.
Menariknya, materi-materi yang
ada di tularnalar.id ini ke depannya menjadi sumber rujukan terbuka dengan penguatan
dukungan dari Kemdikbud. Jadi, siapapun yang belajar di tularnalar.id tak perlu
ragu lagi dengan kualitas kontennya.
Santi Indra Astuti dari Mafindo, mengungkapkan fenomena masyarakat
yang berhadapan dengan defisit berpikir
kritis, penting sekali mempelajari bagaimana suatu informasi diolah dan dicerna
sebelum disimpulkan kemudian disebarkan. Maka dari itu, penting sekali mengintegrasikan seluruh informasi dalam satu
platform dengan platform lainnya sebagai ajang verifikasi data dan penyesuaian
sehingga tidak mengalami jebakan dalam informasi yang salah.
Diharapkan juga seluruh
masyarakat menjadi agen literasi digital melalui kapasitas pengetahuan yang
sudah teruji melalui konten-konten yang ada pada website Tular Nalar.
Santi menambahkan bahwa Indonesia
masih menghadapi digital gap. Maka dari itu Mafindo melibatkan jaringan
radio komunitas Indonesia untuk menggerakkan informasi ke seluruh pelosok desa.
Sehingga masyarakat yang belum dapat mengakses internet masih bisa mendapatkan
informasi-informasi penting tersebut.
Semua konten yang tersaji dalam
tularnalar.id menurut Juli Binu dari
Love Frankie adalah hasil dari survei dan pendalaman materi bersama para
tenaga ahli. Jadi, konten-konten tersebut dapat digunakan dengan leluasa oleh
siapapun tanpa takut disusupi hal-hal yang tidak valid dan tidak sesuai dengan
bidang ilmunya.
Perangi Informasi Hoaks Dengan Berpikir Kritis
Dengan tularnalar.id, kita tak
hanya dapat belajar mendalami isu dengan pemikiran yang dalam untuk memahaminya
namun dapat belajar juga bagaimana bersikap ketika harus memutuskan sesuatu
dalam keadaan terdesak. Tidak gegabah dalam mengambil keputusan yang
tergesa-gesa karena selalu mempertimbangkan dengan mencari banyak informasi
pendukung.
Dengan berpikir kritis dan selalu
mencari tahu akar informasinya, kita tak akan mudah tertipu dan tak akan pernah
dibohongi. Bahkan dengan berpikir kritis kita akan selalu dapat membedakan
antara berita hoaks dan berita yang terverifikasi kebenarannya.
Dengan berpikir kritis juga kita
dapat menyelamatkan orang lain dari disinformasi atau misinformasi yang
menyesatkan. Jadi, yuk kita belajar lebih dalam lagi untuk mengasah critical thinking kita lebih dalam lagi
dengan tularnalar.id.
No comments