Peringatan Hari Buku Internasional 23 April lalu bersama Danone Indonesia dan Tentang Anak melalui You Tube Live membuat ingatan saya melayang ke masa SD dan SMP, saat itu saya sangat hobi membaca buku apapun yang ada di rumah. Sampai buku-buku paket pun menjadi bahan bacaan asyik buat saya. Keterbatasan uang jajan membuat saya hanya bisa memandang dan menelan ludah majalah anak-anak dan komik donal bebek serta Tin Tin yang melambai ingin dibaca. Sampai akhirnya saya menemukan lapak buku loakan di pasar.
Di tempat buku loakan itu, saya
habiskan waktu untuk membaca banyak majalah dan komik, lagi-lagi tidak beli.
Karena walaupun buku loakan tetap harganya masih kurang terjangkau dengan
jumlah uang jajan saya. Kadang tukang bukunya terlihat bete lihat saya dating terus
dan membaca.
Nasib baik, saat remaja menemukan
perpustakaan daerah yang lengkap menyajikan buku papa saja. Jadilah
perpustakaan ini menjadi tongkrongan saya. Langsung menjadi anggota. Setelah
kenyang membaca di tempat, bisa pinjam bawa pulang maksimal 3 buku yang harus
dikembalikan dalam waktu satu minggu.Manfaatnya sangat terasa hingga sekarang
tentunya.
Tapi masih menjadi PR berat buat
generasi muda bangsa Indonesia yang tingkat literas anak belum menunjukkan
kemajuan dalam minat membaca. Bahkan di 2019, Program for International Student
Assesment (PISA) merilis hasil survei bahwa Indonesia menempati peringkat 62
dari 70 negara. Ini memprihatinkan dan harus segera diberikan fokus perhatian
agar ada peningkatan.
Tentu saja ini merupakan tanggung jawab bersama. Langkah Danone Indonesia yang berkolaborasi dengan “Tentang Anak” organisasi yang menyediakan informasi kesehatan dan pendidikan, patut diapresiasi dan didukung. Karena ini adalah salah satu upaya mencerdaskan anak bangsa. Program yang diluncurkan adalah Program BACA dengan kegiatan penggalangan Donasi 5.000 Buku Serial “Sikap Baik” untuk anak-anak Indonesia.
Bakalan seru dari Buku serial “Sikap
Baik” ini ada proses belajar tentang attitude
yang dapat dikenalkan kepada anak sejak dini. Bisa memberikan pengalaman bernilai
untuk anak. Orang tua pun dapat menggunakan buku tersebut sebagai media
mendongeng sekaligus edukasi anak.
Tak hanya buku serial Sikap Baik, Danone juga menyumbangkan
Buku “Sampahku Tanggung Jawabku” dan Buku “Isi Piringku” yang akan memberikan
asupan edukasi lebih bernilai lagi. Tak hanya dalam segi pengetahuan namun
dalam segi kesehatan juga.
Dalam acara peluncuran Program
BACA tersebut, peserta juga diberikan banyak insight untuk memberikan kualitas kecerdasan pada anak. Di masa datang
akan banyak orang pintar dan teredukasi dengan baik. Oleh karena itu, anak-anak
sejak dini sudah harus diberikan bekal ilmu, wawasan dan kesehatan yang
optimal.
Panduan Gizi Untuk Anak Berpuasa
Karena bertepatan dengan Bulan
Ramadan, maka Dr. Mesty Ariotedjo, Sp.A (Dokter spesialis anak dan CEO Tentang
Anak) memberikan tips asupan gizi untuk anak selama berpuasa. Walau berpuasa
namun tumbuh kembang anak tetap terjaga dengan baik.
Menurut Dr. Mesty, asupan gizi
yang baik harus diberikan sejak awal kehamilan dan 2 tahun awal kehidupan
karena perkembangan otak terjadi pada periode ini.
Sumber gizi utama yang harus dipenuhi adalah Karbohidrat, protein, lemak dan mineral. Dengan keragaman pangan yang dapat dikonsumsi. Misalnya, untuk asupan karbohidrat, tak harus bergantung hanya pada nasi tapi bisa diganti kentang, jagung, talas dan lain-lain. Begitu pula untuk protein, bisa didapat dari udang, ikan, kerang jadi tidak hanya mengandalkan daging sapi atau ayam.
Untuk menu sahur, Dr. Mesty
menganjurkan untuk konsumsi makanan dengan kadar glikemik rendah untuk
mempertahankan kadar gula darah lebih lama. Misalnya, nasi, ubi, kacang hijau,
gandum, apel.
Sedangkan untuk berbuka disarankan
konsumsi makanan yang mengandung kadar glikemik tinggi yang dapat meningkatkan
kadar gula darah dengan cepat. Misalnya manisan buah, kentang, roti.
Selain asupan gizi dari makanan,
anak-anak juga memerlukan cairan yang cukup agar terhindar dari dehidrasi.
Karena dehidrasi dapat mengganggu konsentrasi, hilangnya kesadaran, letih,
lesu, kurang respond dan lain-lain.
Anak lebih mudah mengalami
dehidrasi disbanding orang dewasa mengingat anak memiliki sensibilitas haus
yang lebih rendah. Sering mendapati anak yang tidak minum jika tidak disodori
oleh orang tuanya karena keasyikkan bermain.
Saran Dr.Mesty untuk asupan
cairan:
Anak 4-8 tahun memerlukan 1700
mL/hari
Anak 9-13 tahun laki-laki memerlukan
2400 mL/hari perempuan 2100 mL/hari
Anak 14-18 tahun laki-laki
memerlukan 3300 mL/hari perempuan 2300 mL/hari
Belajar dan Membaca di Bulan Ramadan
Berkaitan dengan minat dan
kemampuan baca anak, Psikolog Fathya
Artha, M.sc, M.Psi dari Tigagenerasi juga memberikan insight soal tips menumbuhkan
minat baca pada anak. Apalagi di masa pandemi ini yang membutuhkan aktivitas
lain yang dapat menjadi variasi dari berbagai kegiatan yang hanya bisa
dilakukan di rumah saja.
Psikolog Fathya meluruskan soal kemampuan
literasi. Selama ini banyak yang masih menganggap bahwa kemampuan literasi
sebatas membaca dan menulis saja. Padahal literasi lebih luas lagi
pemahamannya. Kemampuan literasi bisa terjadi pada kemampuan multisensorik dari
melihat, membaca, mendengar dan berinteraksi. Setiap interaksi bisa diasah
untuk menonjolkan kemampuan anak.
Kemampuan literasi digital saat
ini sedang mendominasi generasi Alpha yang lahir mulai Tahun 2010, hal ini
berkaitan langsung dengan kekhawatiran orang tua pada penggunaan gadget di
rumah oleh anak-anaknya. Di masa pandemi kekhawatiran itu bertambah juga pada
masalah ketinggalan edukasi dalam lingkngan sekolah, kemampuan bersosialisasi,
kesehatan fisik dan emosional anak.
Menjawab semua kekhawatiran itu,
dapat diberikan solusi melalui kegiatan membaca buku bersama ke dalam rangkaian
aktivitas anak.
Kegiatan membaca buku pada anak
menurut Psikolog Fathya, dapat menjadi sarana untuk belajar segala hal.
Misalnya, memperdalam kemampuan bernahasa, dengan membaca tokoh yang ada dalam
buku akan melatih respon sikap social serta empaty-nya.
No comments