Photo by Pixabay |
Skills oke, pengalaman banyak, jam terbang pun tak sedikit. Tetapi saat terjun di dunia kerja, khususnya dalam team work, semua kelebihan itu bisa saja terjun bebas ke titik nol lagi. Apa lagi jika bidang yang dimasuki adalah bidang baru atau yang bukan “loe banget” jangan berharap semua kelebihanmu itu dapat langsung diaplikasikan atau dikontribusikan dan diterima manfaatnya.
Mengapa?
Karena ada alurnya, ada muaranya dan ada prosedur yang tak boleh dilangkahi.
Mengingat semua alur kerja itu harus dapat di-tracking dengan baik oleh team
work. Tak bisa jalan sendiri-sendiri. Sekalipun inisiatifmu itu kece badai
dan dapat memberikan solusi. Semua akan sia-sia jika tidak melalui jalur yang
benar.
Untuk
mencegah diri bersikap tidak semestinya saat menjadi pendatang baru yang
ditempatkan pada sebuah tim, berikut lima hal yang penting diperhatikan ketika
menjadi pegawai baru agar kontribusi yang diberikan berjalan optimal, maksimal
dan bermanfaat untuk semua pihak:
Mengenal Positioning
Jika
menjadi pegawai baru dari menggantikan posisi pegawai yang mengundurkan diri,
idealnya ada proses serah terima pekerjaan istilah kerennya hand over, pengenalan yang jelas tentang
posisi yang akan diemban dan deskripsikan job
desc dengan rinci. Supaya pegawai baru tersebut tidak memasuki ranah tim
lain yang beda tipis dengan risiko fatal. Mengapa bisa fatal jika tidak ada
kejelasan poin-poin ini? Akibatnya pegawai baru tersebut akan mencari tahu
sendiri, meraba-raba apa yang akan dikerjakannya dan ada yang terlewat karena belum
tahu batasan mana yang harus dikerjakannya.
Pegawai
yang mendapat treatment idealnya
prosesi serah terima yang jelas, tidak akan kesulitan untuk menjalankannya.
Bahkan akan tahu mana ranahnya sendiri yang akan menjadi tanggung jawabnya.
Sehingga proses adaptasi akan lebih cepat dan pekerjaan pun dapat dikuasainya
dengan baik tanpa harus dicolek dan ditunjuk-tunjuk.
Lain
cerita, jika pegawai baru diberikan masa belajar dengan langsung terjun ke
lapangan untuk mengerjakan ranahnya namun sambil meraba-raba dan memperkirakan, sebaiknya
banyak bertanya. Tidak apa-apa sedikit merepotkan karena perlu tahu apa yang
harus dikerjakan. Dari pada diam saja, bisa disemprot rekan kerja satu tim atau
atasanmu. Setelah banyak bertanya, lakukan observasi terhadap semua tugas
harian, bulanan dan musiman. Observasi sambil bekerja tentunya, ya?
Setelah
observasi, lakukan list to do setiap
hari dengan cermat dan buat strategi dan cara kerja yang lebih efektif dan
lebih baik. Sehingga tidak memberi beban kepada tim yang jadinya bikin punya PR
untuk mengajari kita.
Pendatang Baru Jangan Mau Disuapin
Terus
Pengalaman
pribadi, saat saya memasuki pekerjaan baru yang tidak ada prosesi hand over dan briefing secara jelas, membuat saya lumayan bingung tetapi saya tak
mau karena bingung lalu diam saja menunggu instruksi. Saya berinisiatif
mengerjakan apapun yang bisa. Walau ada banyak salah tak mengapa yang penting
saya ada mencoba dan belajar. Itu prinsip saya ketika menjadi anak baru dan
dituntut untuk berlari mengejar pemahaman sistem yang banyak dan berliku. Walau
salah tapi saya ada motivasi untuk mengetahui banyak persoalan-persoalan yang
harus saya tangani.
Untuk
menutupi kekurangan karena belum tahu banyak ranah kerja, saya tutupi dan tebus
dengan mengerjakan banyak hal yang dapat membantu pekerjaan tim. Sehingga enggak
diam saja atau berlama-lama bingung.
Pada
akhirnya, lambat laun saya memahami juga alur kerja dan job desc saya yang utama. Jadi, anak baru tak akan selamanya salah,
tak akan selamanya merepotkan. Karena diibaratkan seorang penghuni baru
apartemen, ketika penghuni lama tak memberi tahu di mana letak gelas, sendok
dan lemari pakaian di dalamnya, otomatis penghuni baru ini akan meraba-raba
letak barang tersebut. Inilah proses belajar dan adaptasi. Jadi, kalau kamu
pegawai lama yang kedatangan pegawai baru, jangan langsung vonis doi gak bisa
kerja. Beri waktu di masa adaptasi tersebut untuk mengenal lingkungan dan ranah
kerja yang harus diembannya.
Sebaliknya,
buat kamu yang pegawai baru, walaupun belum paham alur kerja di dalamnya,
terlalu banyak bertanya tanpa berusaha memahami lebih dalam ya tidak baik juga.
Anak baru tak harus selalu dimaklumi, ada kalanya harus mandiri dan mulai move on bergegas beradaptasi. Bukankah
pegawai baru ini diharapkan perusahaan untuk membantu menyelesaikan banyak
tugas dan laporan? Jangan sampai kehadiranmu malah bikin ruwet.
Komunikasi Efektif dan Jelas
Kebiasaan
menyampaikan sesuatu dengan jelas dan tepat, biasanya akan memberi solusi lebih
cepat terhadap masalah apapun. Kadang, kesulitan menjadi mudah dipecahkan jika ada
komunikasi yang intens. Jangan ragu untuk berinteraksi dengan rekan kerja dari
berbagai divisi.
Bekerja
di perusahaan, apalagi kerja dalam team
work yang memerlukan keahlian komunikasi antar tim selalu menjadi fokus
perhatian penting.
Pelajari
juga komunikasi antar budaya dan lintas budaya supaya saat berkomunikasi dengan
teman yang beda suku, ras dan agama tetap bisa lancar. Tidak ada salah pahama
atau dibawa perasaan saat ada yang berbicara dengan intonasi tinggi karena
kebiasaan dari daerah tertentu. Karena beberapa suku ada yang gaya bicaranya
keras tapi tidak bermaksud menyinggung atau marah. Itu karena adat bawaan saja.
Saat
kamu tidak sanggup menyelesaikan pekerjaan pada periode yang sudah ditetapkan deadline-nya tentu harus menyampaikan
pada atasan atau tim lalu memberi target kapan bisa menyelesaikan sehingga ada
yang back up atau memutuskan adanya
penyesuaian alur kerja. Intinya jangan jadi menghambat atau bikin tertunda pekerjaan
hanya sebab pekerjaan tersebut nyangkut di kita. Bisa berabe ke yang lain kan?
Jangan sampai kita menjadi biang kerok atas semua kekacauan hehehe.
No Baper, Fokus Kerja
Sekarang,
bukan zamannya lagi buat saya selalu memikirkan sikap orang lain ke saya
gimana. Selagi bekerja dengan koridor yang sesuai dan tidak statis, saya yakin
saja semua akan baik-baik saja. Toh
kalaupun orang lain menilai fokus pada kekurangan saya, pada akhirnya aka nada juga
yang menilai kelebihan saya.
Terpenting
lagi, dari kita pribadi harus ada progress untuk improve dan selalu evaluasi pada tahapan-tahapan perjalanannya. Intinya,
hindari drama, hindari kasak kusuk curhat yang tak menghasilkan solusi dan hindari
potensi menggiring pada persoalan pribadi. Bisa ribet soalnya. Tidak masalah di
tempat kerja tidak punya teman yang penting pekerjaan beres. Profesional saja
dan soal pertemanan serta kekeluargaan bersama rekan kerja, tanggapi saja yang welcome. Karena pekerjaan sudah berat
jangan sampai diperberat lagi dengan masalah lainnya. Setuju gak?
Kenapa saya kerja kantoran lagi?
Jadi,
tulisan ini saya dedikasikan untuk semua pegawai baru di mana pun berada. Juga
untuk saya sendiri yang sudah mulai terjun ke dunia kerja kantor lagi. Setelah
7 tahun menjadi freelancer. Kerja
kantoran sudah saya lakoni sejak Tahun 2000 jadi sekarang sudah ada di fase kerja
untuk mendapatkan kepuasan dari sejauh mana kontribusi saya dalam memberikan
perubahan lebih baik pada perusahaan.
Kalau
dulu, setiap saya bekerja di perusahaan mana pun, selalu takut tidak terpakai
kontribusi kerjanya tapi saat ini, justru saya sendiri yang akan mengevaluasi
dan menilai kinerja sendiri. Jika memang tak memberikan manfaat dan perubahan
baik pada perusahaan, dipastikan in syaa Allah saya akan mudur dengan
sendirinya. Karena di fase sekarang, saya tak seambisi waktu muda, yang ingin lingkungan
nyaman, rekan kerja bersahabat dan gaji besar. Masa itu sudah lewat. Saya sudah
kenyang dan sudah mengalaminya.
Jadi
saat ini, saya menekankan pada sejauh mana saya dapat berkontribusi dan
bermanfaat bagi perusahaan juga rekan kerja serta tim di dalamnya.
welcome back to office world teh ani
ReplyDeleteGood luck ya Teh dan memang komunikasi yang efektif dalam dunia kerja adalah sesuatu hal yang penting banget.
ReplyDelete