Jika melihat sistem manajemen Danone Indonesia, saya suka berdecak kagum karena aspek-aspek besar mulai kepedulian terhadap lingkungan, sustainability, perhatian nutrisi hingga kesejahteraan karyawan-karyawannya sangat diperhatikan dengan detail. Hal ini dapat menjadi inspirasi dan ajang belajar tentunya bagi perusahaan-perusahaan lain yang ada di Indonesia.
Memperingati Hari Perempuan
Internasional yang diperingati setiap 8 Maret, dijadikan moment yang tepat
untuk memahami bagaimana pemberdayaan perempuan dilihat dari peran perempuan
saat menjadi pekerja.
Kesempatan perempuan dalam
memperoleh posisi penting dalam perusahaan sudah banyak dan lebih mudah diraih
saat ini. Buktinya menurut sebuah survei, Indonesia menempati peringkat dua
dunia untuk kiprah eksekutif perempuan dalam perusahaan. Hal ini diungkapkan
oleh Rosdiana Setyaningrum, MPsi, MHPEd,
Psikolog dalam Webinar “Perusahaan Ramah Keluarga Bantu Perempuan Indonesia
Siapkan Generasi maju” yang
diselenggarakan oleh Danone Indonesia. Acara ini dihadiri pula oleh Vera Galuh Sugijanto, VP General Secretary Danone Indonesia, Maya
Juwita, Direktur Ekesekutif IBCWE, Indra Gunawan, Deputi Bidang Partisipasi
Masyarakat, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) dan
Flora Pramasari, Head of Careline and Community
Danone SN Indonesia.
Ibu Vera Galuh Sugijanti, memberikan informasi terkait kebijakan kerja di Danone Indonesia yang konsep kerjanya fleksibel untuk perempuan dan laki-laki. Memberikan program-program berikut ini dalam upaya dukungan terhadap pegawai perempuan:
1. Cuti hamil 6 bulan untuk ibu dan 10 hari bagi pegawai laki-laki yang istrinya melahirkan, kebutuhan awal ibu melahirkan akan support system dari orang terdekatnya seperti suami sangat penting oleh karena itu, Danone Indonesia tak hanya memberikan waktu cuti untuk pegawai perempuan, bagi laki-laki yang sudah berperan sebagai suami pun diberikan selama 10 hari.
2. Tersedianya sarana laktasi sebagai dukungan ASI eksklusif, kenyamana ibu menyusui untuk mendapat tempat yang bersih dan higienis agar proses laktasi berjalan lancar dan kualitas ASI bagus.
3. Program DANISA, Support bagi ibu menyusui agar konsisten memberikan ASI Eksklusif melalui program Danone Meng-ASI-hi
4. Menyediakan asuransi persalinan bagi pegawai perempuan dan istri pegawai laki-laki, urgensi persalinan memerlukan fasilitas terbaik dan jaminan keselamatan, oleh karena itu asuransi pun diberikan.
5. Menyediakan pemantauan status gizi pegawai perempuan dan istri pegawai laki-laki, Kesehatan para ibu yang kurang terjaga karena kesibukan bekerja, di Danone Indonesia diberikan perhatian khusus hingga detail. Sehingga terjaga sejak dini.
6. Waktu kerja yang fleksibel, bagi yang mempunyai urgensi kepentingan, Danone pun memberikan toleransi untuk jam kerja yang disesuaikan.
7. Menjamin hak pegawai di posisi semula setelah cuti melahirkan, pegawai dengan cuti melahirkan durasi panjang tidak perlu khawatir dengan posisi jabatannya, karena dijamin tetap berada di posisi semula dengan kesempatan yang sama untuk meningkatkan prestasinya.
8. Menjadikan pegawai sebagai agent of change melalui program 1000 pelangi, untuk mengedukasi lingkungan internal dan masyarakat terkait 1000 HPK, jadi tak hanya bermanfaat untuk pribadinya saja namun juga untuk lingkungan terdekatnya atau teman-temannya di luar.
9. Advokasi bersama, untuk memecahkan permasalahan-permasalahan ibu bekerja yang tidak cukup support system, adanya berbagai edukasi melalui workshop dan seminar untuk mendukung perannya sebagai ibu bekerja.
10. Konsultasi gratis melalui Careline Danone SN Indonesia, Ibu Flora Pramasari memberikan informasi penting untuk ibu-ibu atau bapak-bapak di mana pun berada untuk mengakses careline Danone SN Indonesia karena dari fasilitas ini, akan membantu para orang tua untuk berkonsultasi mengenai nutrisi dan parenting serta menyajikan berbagai informasi valid untuk orang tua yang membutuhkan parenting style yang tepat. Menurut Ibu Flora, fasilitas ini sebagai bukti atas komitmen pada dukungan pembentukan generasi maju.Berbagai tempat edukasi dan pelatihan manajemen dari berbagai bidang sudah mulai terbuka untuk para perempuan dengan akses yang mudah. Hal ini yang membuat perempuan sekarang bisa berdaya dan maju jika support system yang dimiliki kuat bagi para perempuan yang telah berumah tangga. Karena beban ibu rumah tangga berkali lipat dan kompleks.
Kompleksnya beban ibu rumah
tangga, berbuntut pada produktivitas dan kemampuan perempuan yang harus
melakukan banyak peran baik di rumah, di lingkungan masyarakat maupun di tempat
kerja. Saya pribadi, sering menyaksikan betapa tertekannya ibu bekerja yang tak
mempunyai support system. Mereka
akhirnya memilih untuk resign dari
tempat kerjanya atau performa kerja menjadi menurun. Padahal mereka mempunyai
potensi besar dan tak sedikit ide segar menjadi kolaborasi yang pas dalam tim
kerjanya.
Memperkuat pernyataan tersebut,
Pak Indra Gunawan dari Kemen PPPA
mengungkapkan data bahwa saat ini pekerja perempuan ada diangka 54% , Laki-laki
84% sedangkan partisipasi perempuan dalam urusan rumah tangga ada di angka 37% dan
laki-laki 33%. Menurut Pak Indra, tingkat partisipasi angkatan kerja untuk
perempuan perlu ditingkatkan dan keamanan dalam bekerja juga harus difokuskan.
Peraturan kementerian menganjurkan kepada perusahaan-perusahaan agar tersedia
sarana ramah gender untuk memberikan fasilitas laktasi, peraturan cuti hamil
dan cuti haid serta penyediaan daycare.
Begitu pula untuk kawasan
Industri dianjurkan mempunyai rumah penampungan
ramah perempuan beserta fasilitas kesehatannya, diperkuat dengan UU Ketenagakerjaan
yang mendukung.
Ibu Maya Juwita, Direktur Ekesekutif IBCWE juga sangat menyoroti triple burden pada perempuan yang
merupakan ibu bekerja. Pola pengasuhan masih berat di ibu. Tanggung jawab domestik
dan pekerjaan di masa pandemi memberikan flexibility
working arrangement, dimana semua dipaksa harus melakukan pekerjaan di
rumah. Penyesuaian-penyesuaian dilakukan dengan berbagai cara. Dari masa pandemi
ini, mulai terbuka kenyataan bahwa posisi perempuan sangat dibebani dengan
berbagai hal yang terlihat sepele namun tidak mudah. Misalnya, pada saat anak
harus sekolah daring, ibulah yang paling terdampak dengan kondisi tersebut. Ibu
yang mendapat peran tambahan sebagai ibu guru yang harus banyak belajar lagi
terutama teknologi penunjang sekolah daring. Belum lagi dengan pekerjaan rumah
tangga dan pekerjaannya di perusahaan.
Psikolog Rosdiana Setyaningrum, mendukung pernyataan Ibu Vera Galuh dalam melakukan sinergi bersama multipihak, baik keluarga, lingkungan dan pekerjaan. Peran perempuan sangat penting dalam segala aspek karena sosok yang mendidik dan membimbing anaknya untuk menjadi generasi maju.
Ibu Rosdiana pun membuka data 50-70Juta
perempuan usia >15 tahun sudah bekerja di Indonesia. Kemampuan
negara Indonesia dalam menerapkan upaya kesetaraan gender termasuk rendah. Berdasarkan
data World Bank 2022, kesejahteraan
dan aspek hukum belum terpenuhi dengan baik.
Ditambahkan Ibu Rosdiana bahwa anak
perempuan dari ibu bekerja punya pencapaian karir yang lebih baik dan sama
bahagianya (Harvard Business School 2015) hal ini berhubungan langsung dengan
efek psikologis dari seorang ibu yang membutuhkan aktualisasi diri untuk
memperoleh kegiatan yang disukainya dan memerlukan wadah untuk menyalurkan
aspirasi dirinya agar punya andil dan merasa berharga sebagai manusia.
Menyikapi hal tersebut, Ibu
Rosdianan menyarankan sebaiknya ibu rumah tangga mempunyai pekerjaan atau
kegiatan lain di luar rumah untuk mengembangkan diri. Pengalaman di luar rumah
yang dikombinasikan dengan lingkungan rumah akan sangat membantu dalam menentukan
sikap yang bijaksana karena mempunyai pengalaman yang tidak monoton. Ibu
menjadi lebih bersemangat dan lebih fokus pada peranannya baik di rumah,
lingkungan atau tempat bekerja.
Support System sebagai Penguat
Pengadaan workshop perusahaan
dapat menjadi edukasi tepat untuk memberikan wawasan dan pengertian orang tua bekerja
agar lebih memahami dengan baik saat berbagi peran dengan pasangannya. Karena
pemahaman ini jarang ditangkap oleh setiap orang jika tidak ada pihak ketiga
yang kompeten dalam menjelaskannya.
Bagi pengguna Daycare, tidak perlu bimbang atau merasa
tidak tenang karena daycare mempunyai
peran penting dalam membesarkan anak yang lebih baik jika di rumah tak ada
orang yang mendampingi anak. Di daycare
semua aspek kebutuhan mulai mulai dari gizi dan lain-lain sangat diperhatikan
dengan cermat. Yang perlu dilakukan adalah pilih daycare yang tepat dan terpercaya.
Dukungan antar perempuan dalam Peer support juga sangat berpengaruh
dalam motivasi dalam berbuat sesuatu untuk kepentingan keluarganya. Jangan
sampai ada sikap kompetitif yang dapat melukai perasaan. Misalnya menghakimi
ibu yang tak dapat memompa ASI cukup, membicarakan hal yang buruk pada sesama
perempuan yang tak sependapat dan lain-lain.
Agar orang tua bisa mencari
informasi yang benar untuk parenting
style yang baik maka edukasi harus benar-benar diperkuat. Tak hanya untuk
ibu tapi bapak-bapaknya pun wajib diedukasi agar semuanya bisa setara.
Terakhir, Ibu Maya Juwita memberi
penjelasan betapa pentingnya penerapan Family-friendly
policies dalam perusahaan. Seperti pemberian cuti haid dan cuti hamil,
penyediaan sarana ruang laktasi, daycare dan
undang-undang yang menguatkan. Bahwa sisem ini output-nya akan menjadikan poin benefit sebagai berikut:
Better business, bisnis menjadi semakin membaik karena sumber daya
manusianya terjaga dan mampu meningkatkan performa yang baik dalam
produktivitasnya yang berkualitas. Maka atmosfer baik ini akan berpengaruh pada
keseluruhan atmosfer bisnis.
Better for children, anak-anak menjadi generasi maju yang
berkualitas dengan kecerdasan, kesehatan dan mental yang baik.
Better for Employees wellbeing, happiness, engagement, Pegawai
menjadi bahagia dengan pekerjaannya, hubungan sosialnya juga meningkat menjadi
lebih baik dan solid.
Better for gender balance, Berbagi peran dan saling mendukung
benar-benar tercipta dengan baik.
Semoga lebih banyak lagi
perusahaan yang dapat menerapkan Family-friendly
policies agar tujuan membentuk generasi maju berkualitas tercapai dengan
baik. Dimulai dengan pemberdayaan perempuan salah satunya melalui perusahaan
ramah keluarga.
Wih keren danone, mendukung pemberdayaan perempuan, mengingat perempuan yang melahirkan anak sebagai generasi tentunya kesehatan perempuan sangat berpengaruh.
ReplyDelete